REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kerajinan industri kecil yang terbuat dari akar pohon teh di Kota Pagaralam Sumatera Selatan, berupa perabotan mebel meja dan kursi, ternyata diminati pembeli lokal dan wisatawan mancanegara.
"Aneka perabotan rumah tangga yang bahan bakunya akar pohon teh sudah tidak produktif lagi itu, ternyata pembelinya bukan hanya penduduk setempat, melainkan juga para wisatawan mancanegara," kata Sudirman, pengrajin industri kecil perabotan rumah tangga di Pagaralam, Kamis.
Menurut dia, untuk menghasilkan meja dan kursi berkualitas dengan nilai jual tinggi tidak sulit, karena di daerah Pagaralam merupakan sentra perkebunan teh, dimana akar dan pohon teh yang sudah usia tua tidak produktif lagi sengaja dipangkas dan dibuang begitu saja.
Mengenai proses pembuatan prabotan, menurut Sudirman, papan limau untuk pondasi menempelnya akar teh yang dibentuk sesuai kebutuhan, kemudian dilakukan pembatikan melalui proses pembakaran hingga ke sudut-sudut sela akar teh sampai terbentuk pola diinginkan.
Setelah terbentuk pola, selanjutnya diamplas untuk menghilangkan warna hitam bekas pembakaran sampai kelihatan sedikit memutih, dan lama mengerjakan untuk satu set perabotan mebel membutuhkan waktu satu bulan, kemudian siap dipasarkan, katanya.
Sementara, proses pembuatan perabotan mebel ini mempekerjakan delapan orang karyawan di lingkungan sekitar dengan pendapatan bersih kisaran Rp30 juta per bulan.
Hasil karya tangan-tangan trampil menjadi perabotan rumah tangga tersebut setiap bulannya dapat terjual dua hingga tiga set meja dan kursi, (tiap set terdiri atas empat kursi dan satu meja).
"Kita sering kewalahan menerima pesanan pembeli yang dijual dengan harga Rp15 juta hingga Rp20 juta per set perabotan meja-kursi," katanya.
Ia menambahkan, pertama kali pemasaran hasil perabotan rumah tangga itu ke Malaysia, dan beberapa negara di Timur Tengah.