Rabu 26 Nov 2014 10:11 WIB

Ini Dia Program Jabar untuk Atasi Gejolak BBM

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas membantu warga mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU.
Foto: Republika/Prayogi/ca
Petugas membantu warga mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemprov Jabar sudah menyiapkan program yang berorientasi untuk mengurangi gejolak akibat kenaikan BBM. Menurut Asisten Daerah Bidang Kesra Setda Jabar, Ahmad Hadadi, berbagai program telah disiapkan untuk mengatasi dampak kenaikan BBM oleh Pemprov Jabar.

Hadadi menjelaskan, program pertama Pemprov Jabar akan menggelar operasi pasar untuk komoditi beras yang akan dilakukan Badan Ketahanan Pangan bekerja sama dengan Bulog. Langkah ini, dimaksudkan untuk mencegah kelangkaan beras di masyarakat.

"Ribuan ton beras sudah disiapkan. Operasi pasar digelar di daerah-daerah yang mengalami kelangkaan beras," ujar Hadadi, Rabu (26/11).

Program kedua, kata dia, mengantisipasi pengendalian kenaikan transportasi dengan menetapkan kenaikan biaya angkutan umum pekan lalu. Menurutnya, diharapkan kenaikan harga transportasi tidak membebani masyarakat.

Program ketiga, kata dia, di sektor ketenagakerjaan, dengan dampak BBM menimbulkan lonjakan harga sehingga harga Kebutuhan Hidup Layak (KHL) juga mengalami kenaikan. Hadadi menilai , perlu didorong agar besaran upah buruh disesuaikan dengan KHL serta tidak dipungkiri dampak tersebut ada yang berpotensi bertambahnya pengangguran akibat ada industri yang mengurangi jumlah karyawan.

Untuk mengatasi pengangguran baru, kata dia, Pemprov Jabar mendorong perluasan sektor tenaga kerja lain di luar industri. Diantaranya, perluasan lapangan kerja di sektor pertanian.

"Program ini sudah disiapkan jauh-jauh hari sejalan dengan target perluasan lapangan kerja baru sebanyak 2 juta yang harus dicapai sampai tahun 2018," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement