REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta berharap pembangunan perkereta-apian di Bali dapat menjadi solusi kemacetan di wilayahnya. Pembangunan perkeretaapian sebutnya, belakangan menjadi wacana di kalangan masyarakat Bali.
“Transportasi ini (kereta api) menjadi salah satu pilihan moda transportasi darat untuk mengatasi kemacetan, “ ujar Sudikerta di Denpasar, Bali, Senin (24/11), dalam acara dialog publik bertajuk “Menggagas Pembangunan Perkeretaapian Bali”.
Kegiatan yang berlangsung di kantor Bappeda Bali itu, membahas rencana pengembangan angkutan berbasis rel di Bali. Transportasi kereta api diharapkan dapat menjawab kemacetan yang terjadi di wilayah Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan (Sarbagita).
Dialog Publik yang digelar Pemprov Bali, bertujuan memberikan gambaran tentang jenis-jenis layanan kereta api, aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan moda kereta api serta mendapatkan masukan dan pemikiran model atau teknologi apa yang sesuai diterapkan di provinsi Bali.
Hadir dalam acara itu, utusan dari Dirjen Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan, SKPD terkait, anggota DPRD, pimpinan universitas perguruan tinggi, akademisi, dan perwakilan asosiasi.
Dalam diskusi yang menghadirkan Walikota Surabaya Tri Risma Harini, Direktur Jendral Perkeretaapian Kementrian Perhubungan Sugiadi Waluyo, menjelaskan aspek legalitas tahapan perencanaan dan alternatif skema pembiayaan pengembangan perkeretaapian di daerah. Sedangkan Soegeng Ipoeng Poernomo dari Masyarakat Transportasi Indonesia, memaparkan jenis layanan, teknologi dan plus minus moda kereta api.
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, mengemukakan pengalaman kota Surabaya, terkait pembangunan dan pengembangan sarana perkeretaapian. "Biasa ada pro kontra dari masyarakat dan itu memang harus diyakinkan kepada mereka," katanya.