Senin 24 Nov 2014 01:31 WIB

Stok Bantuan Logistik untuk Banjir di Karawang Menipis

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Bayu Hermawan
   Sebuah rumah terendam banjir di Kawasan Kampung Pulo gang 5, Jakarta Timur, Selasa (11/11). (Republika/Raisan Al Farisi)
Sebuah rumah terendam banjir di Kawasan Kampung Pulo gang 5, Jakarta Timur, Selasa (11/11). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Stok bantuan logistik untuk bencana banjir di Kabupaten Karawang, Jawa Barat semakin menipis. Stok diperkirakan hanya bisa memenuhi sampai akhir bulan ini, padahal ada 12 kecamatan di Karawang yang menjadi langganan banjir setiap musim hujan.

Kepala Dinas Sosial dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Karawang, Rokhuyun A Santosa mengatakan sampai saat ini logistik yang tersedia itu tinggal 500 Kg beras, 125 dus mie instan, 10 ribu ksarden, dan 280 paket lauk pauk.

"Yang riskan ini stok bantuan logistik," ujarnya, Ahad (23/11).

Karena itu, pihaknya akan mengusulkan penambahan bantuan logistik sebagai bentuk kesiagaan menghadapi bencana di musim hujan, ke Pemprov Jawa Barat dan Pemerintah Pusat.

Rokhuyun melanjutkan, sementara untuk peralatan penanggulangan bencan sudah tersedia seperti perahu karet, tenda dan selimut. Selain itu tim Tagana maupun relawan juga sudah siap dikerahkan jika sewaktu-waktu bencana banjir terjadi.

"Kami juga sudah mengeluarkan surat himbauan supaya masyarakat lebih waspada," katanya.

Sementara itu, Kabid Penanggulangan Bencana Dinas Sosial dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Karawang, Supriyatna, mengatakan, 12 kecamatan yang kerap dilanda banjir, yakni, Pakisjaya, Batujaya, Tempuran, Cilamaya Wetan, Cilamaya Kulon, Telukjambe Barat, Telukjambe Timur, Karawang Barat, Karawang Timur, Pangkalan, Tegalwaru dan Rengasdengklok. Dari jumlah tersebut, yang biasanya paling parah terendam banjir, yakni Kecamatan Pakisjaya, Batujaya, Cilamaya Wetan dan Kulon, dan Karawang Barat.

"Karena, di kecamatan tersebut merupakan wilayah yang dilintasi sungai besar yang setiap musim hujan kerap meluap airnya," jelasnya.

Menurutnya, penyebab banjir di Karawang tak hanya diakibatkan curah hujan yang tinggi. Melainkan, akibat adanya banjir kiriman dari luapan sungai tersebut. Jadi, tak heran jika daerah yang dilintasi sungai besar itu, potensi untuk banjirnya sangat tinggi.

Adapun dua sungai besar yang melintasi wilayah ini, yaitu Sungai Citarum, Cibeet dan Cilamaya. Berdasarkan ramalam cuaca yang dirilis oleh BMKG, musim hujan berlangsung sejak pertengahan Oktober hingga akhir tahun mendatang. Pihaknya, pun telah mengamati prediksi cuaca ini dan menjadikan hal itu sebagai bahan analisa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement