REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperingatkan bencana banjir dan tanah longsor yang mungkin terjadi pada puncak musim hujan pada Januari 2015 nanti.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengingatkan dampak banjir dan tanah longsor tak bisa dianggap remeh. Berdasarkan data BNPB, dampak dari bencana banjir dan longsor tergolong besar.
Tercatat, pada kurun waktu 1815-2014 terdapat 8.501 kejadian banjir dan longsor. Akibatnya, 31.432 orang tewas, 20,7 juta orang mengungsi, serta ratusan ribu rumah rusak. Pada 2014, sementara ini tercatat terdapat 697 peristiwa banjir dan longsor yang mengakibatkan 339 orang tewas, 1,7 juta jiwa mengungsi, dan ribuan rumah rusak.
Sutopo juga mengatakan kerugian akibat bencana banjir dan longsor pada 2014 di Jakarta sebesar Rp5 triliun. Sedangkan, bencana banjir dan longsor di 16 kabupaten/kota di Jawa Tengah menyebabkan kerugian senilai Rp2,01 triliun, dan banjir bandang di Sulut sebesar Rp1,4 triliun.
"Untuk banjir di Pantura Jawa (dari Banten-Jabar-Jateng dan Jatim) berdampak Rp 6 triliun, yang menyebabkan inflasi pada Januari 2014 menjadi 1,07% (sebelumnya 1,03%)," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Sub-Bidang Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Harry Tirto Djatmiko menjelaskan berdasarkan prediksi BMKG, sejumlah wilayah di Jabodetabek saat ini telah memasuki musim hujan. Ia pun menyebutkan awal musim hujan ini mengalami keterlambatan.
"Puncak, masih Desember Januari Februari. Awal musim hujan yang sedikit mundur. Biasanya terjadi pada Oktober," jelasnya. Saat ini, hujan yang terjadi di sekitar Jabodetabek masih akan berdurasi singkat dan terjadi pada siang dan malam hari yang dapat disertai angin kencang.