REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Bali, dr Kompyang Gautama, Sp,A mengharapkan pemerintah perlu menambah alat kesehatan untuk menujang pelayanan kesehatan terutama di masing-masing puskesmas dan rumah sakit pemerintah daerah.
"Kami mengharapkan adanya keberpihakan pemerintah kepada dokter yang ada di daerah terpencil di Bali agar menambah alat-alat kesehatan yang dinilai masih kurang," ujar Kompyang Gautama usai menghadiri acara puncak HUT IDI ke-64 di Denpasar, Ahad (23/11).
Dalam acara yang diselenggarakan IDI Cabang Denpasar itu, pihaknya mengakui apabila alat-alat kesehatan sudah lengkap dapat menujang pelayanan kesehatan di daerah tersebut sehingga tidak lagi ada kesan orang Indonesia berobat ke luar negeri.
Selain itu, apabila fasilitas dan alat kesehatan sudah lengkap, maka berimbas keinginan dokter untuk lebih banyak belajar terkait tehnologi dan kemajuan dibidang kesehatan sehingga pengobatan yang nantinya diberikan kemasyarakat tepat sasaran dengan kelengkapan sarana yang menunjang.
"Contohnya saja banyak pejabat publik kita yang berobat keluar negeri karena alat-alat kesehatan di rumah sakit kurang lengkap, padahal SDM dokter kita lebih baik daripada dokter yang ada di luar sana," katanya.
Pihaknya menuturkan bahwa dokter yang ada di Bali untuk menghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 di bidang kesehatan sudah siap dengan mengupayakan meningkatkan kompetensi.
Upaya untuk meningkatkan kompetensi para dokter tersebut, lanjut dia, dengan meningkatkan pengetahuan dokter dan memperbaiki komunikasi petugas kepada pasien yang menjadi tugas utama dalam bersaing dengan tenaga dari luar.
"IDI sudah siap menghadapi masuknya tenaga dokter luar ke Indonesia," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya terus berupaya membina anggota IDI di masing-masing kabupaten/kota untuk tetap mengutamakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan kode etik yang berlaku.
Hal tersebut sangat penting diterapkan mengingat dalam menjalankan profesi dokter sangat tidak mudah. Oleh sebab itu, profesi dokter tidak hanya pintar di bidang kesehatan namun harus memiliki kode etik profesi.
Pihaknya menuturkan bahwa untuk program kerja IDI Bali hampir sama dengan periode sebelumnya. "Kami tidak ingin mencegah masuknya tenaga asing ke Indonesia karena ini sudah menjadi kebijakan pemerintah," ujarnya.