REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Hari Tata Ruang pada 23 November tahun 2014 tingkat Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ditandai dengan kegiatan "green festival" melibatkan sekolah, instansi terkait, serta komunitas pecinta lingkungan hidup.
Saat rapat persiapan akhir Penitia Hari Tata Ruang di kantor Dinas Tata Ruang Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin, Sabtu, disimpulkan selain kegiatan festival hijau atau lestari, juga diadakan parade bersepeda yang dipimpin Wali Kota Haji Muhidin guna menggalakkan sarana transportasi ramah lingkungan.
Parade bersepeda tersebut selain dipimpin Wali Kota Banjarmasin Haji Muhidin juga diikuti Wakil Wali Kota Irwan Anshari, Sekretaris Daerah Kota Zulfadlie Gazali serta seluruh pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkot Banjarmasin.
Rute yang ditempuh setelah start di halaman balaikota Jalan RE Martadita parade bersepeda juga akan melewati beberap ruas jalan termasuk kawasan hijau Masjid Raya Sabilal Muhtadin kemudian seberang Jembatan Merdeka ke lokasi pusat kegiatan Hari Tata Ruang di Siring Pire Tendean dekat dengan menara pandang serta Pasar Terapung mingguan Sungai Martapura.
Dalam parade bersepeda tersebut juga akan dimeriahkan oleh Komunitas Sepeda Pemko Banjarmasin, serta komunitas Sepeda Antik Banjarmasin (Saban).
Dalam acara yang dijadwalkan Minggu (23/11) dimulai pukul 07:30, didahului pembukaan, sambutan panitia, penyampaian aspirasi dan visi kota hijau atauy lestari, sambutan wali kota, kemudian doa dan penutup.
Setelah itu baru dilanjutkan dengan penyerahan pohon penghijauan, dan pembukaan green festival atau festival hijau yang diikuti 20 sekolah yang sudah melaksanakan program sekolah hijau atau lestari (green school) ditambah delapan organisasi yang bergerak dalam bidang lingkungan, seperti Forum Komunitas Hijau (FKH).
Menurut Wakil Ketua FKH Banjarmasin Mohamad Ary, green festival berupa pameran penghijauan menampilkan delapan atribut kota hijau yang diikuti 28 stan terutama sekolah, instansi terkait, dan organisasi kemasyarakatan pecinta lingkungan hidup.
Selain itu juga ada penanam massal bibit pohon penghijauan, seperti penanaman pohon pinang, kelapa puyuh, aren (enau), trembesi, bintaro, puring, serta pohon pucuk merah, dan pohon salam.
Pihak yang terlibat selain Pemkot Banjarmasin juga ada komunitas masyarakat pecinta pohon, komunitas Banjarmasin Berkebun, pecinta Sepeda Antik Banjarmasin (Saban), kampungku permataku.
Dengan kian banyak yang terlibat dalam penanaman pohon ini maka akan semakin banyak yang mecintai lingkungan sehingga mempercepat mewujudkan Kota Banjarmasin sebagai green city (kota hijau) di tanah air.
Menurutnya kegiatan tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap Kota Banjarmasin yang dinyatakan sebagai kota hijau di tanah air.
Sebagai kota hijau Kota Banjarmasin harus menerapkan delapan atribut kota hijau seperti green Planning & Design atau perancangan dan perencanaan kota yang ramah lingkungan, green open space atau ketersediaan ruang terbuka hijau yang memadai, minimal 30 persen dari luas kota.
Kemudian Banjarmasin juga harus green Energy atau Konsumsi energi yang efisien oleh semua masyarakat kota, green water yakni pandai dalam pengelolaan air yang efektif, green waste yaitu pengelolaan limbah dan sampah dengan prinsip 3R (reuse, reduce dan recycle).
Atribut lainnya, green building yakni melaksanakan proyek fisik atau bangunan yang hemat energi, green transportation yaitu penerapan sistem transportasi yang ramah lingkungan, disamping green Community, peningkatan peran masyarakat sebagai komunitas hijau, tambah Ary.
Melalui aneka kegiatan FKH nantinya diharapkan melahirkan keinginan penduduk kota yang dihuni sekitar 720 ribu jiwa tersebut mencintai lingkungan yang mampu menciptakan kota menjadi rindang, teduh, dingin, dan indah sesuai dengan perinsip delapan atribut tersebut.