Sabtu 22 Nov 2014 08:29 WIB

Beri Ruang Bagi Akademisi, AICIS XIV Resmi Dibuka

Rep: C83/ Red: Julkifli Marbun
 Menteri Agama Lukman hakim Saifuddin.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Menteri Agama Lukman hakim Saifuddin.

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Menteri agama Lukman Hakim Saifuddin membuka secara resmi Annual International Conference On Islamic Studies (AICIS) ke XIV di Balikpapan, Kalimantan Timur. AICIS tahun ini mengangkat tema Merespon Tantangan Masyarakat Multikultural: Kontribusi Kajian Islam Indonesia.

Ia mengatakan, diangkatnya isu multikultularism dalam tema seminar kali ini dikarenakan kehidupan global dan peradaban dunia harus memiliki makna menyeluruh terkait mulkultural.

"Saya menyambut gembira dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas penyelenggaran AICIS sebagai pertemuan ilmiah berskala internasional bagi para akademisi dan cendekiawan.

Indonesia punya pengalaman panjang bagaimana multikultukarisme hidup di tengah-tengah masyarakat Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu. Jadi kesadaran untuk bagaimana hidup bersama-sama di tengah perbedaan yang ada di hampir semua sektor kehidupan," ujar Lukman Hakim Saifuddin kepada Republika, Jumat (21/11).

Ia menjelaskan, dinamika masyarakat Indonesia di mata global dengan segala permasalahannya tidak menapikan peran para ilmuwan dan cendikiawan muslim sebagai pembawa visi Islam dalam mencerahkan peradaban. 

Menurutnya, studi Islam yang dikembangkan perguruan tinggi Islam telah memberi peran yang besar dalam membentuk wajah Islam di indonesia. Sehingga diperlukan Kontribusi dan peran strategis lembaga pendidikan Islam di bawah naungan Kemenag dalam upaya menciptakan pemahaman agama yang rahmamatan Lil Alamin.

Sementara itu, Ditjen Pendidikan Islam Kemenag, Kamaruddin Amin mengatakan AICIS merupakan acara tahunan yang memberi ruang kepada para intelektual dan akademisi untuk melakukan aktualisasi akademik. Para akademisi yang mengajukan pendaftaran makalah harus melewati beberapa penilaian seperti orisinalitas karya dan memiliki korelasi yang jelas dengan tema konfrensi.

Dosen dari IAIN Cirebon yang merupakan peserta AICIS, Rosita mengatakan AICIS memberi kesempatan bagi para akademisi untuk saling mengetahui perkembangan isu dari daerah dan berbagai disiplin ilmu yang ada di Indonesia. Selain itu, para akademisi juga dapat mengetahui perkembangan keilmuan islam di dunia. "Bagi saya ini peluang, dalam melihat wajah islam serta untuk melihat fenomena dan menjawab kajian keislaman itu sendiri," katanya.

Tahun ini, AICIS diikuti oleh 1600 peserta dari berbagai perguruan tinggi Islam negeri dan swasta yang ada di indonesia. Sedangkan jumlah paper yang dipresentasikan sebanyak 160. AICIS tahun ini juga menghadiri narasumber dari lima benua yakni Asia, Afrika, Eropa, Amerika dan Australia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement