REPUBLIKA.CO.ID, GAMBIR - Ratusan mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI), kembali melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan Istana Negara, Jalan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (21/11).
Pantauan di lapangan tampak ratusan mahasiswa berkerumun di satu unit mobil komando. Para mahasiswa masing-masing membawa bendera organisasi sambil meneriakkan yel-yel dan orasi.
"Jokowi bego, Jokowi bego, Jokowi bego," teriak para mahasiswa di depan Istana. Aksi ratusan mahasiswa itu juga menyebabkan kemacetan lalu lintas di sepanjang Jalan Merdeka Utara.
Ratusan polisi tampak melakukan pengamanan di sekitar istana negara dan mengatur arus lalu lintas. Bahkan kawat berduri sudah terbentang di sepanjang depan pintu pagar istana negara.
Ratusan mahasiswa tak hanya melakukan aksi penolakan kenaikan harga BBM, mereka juga meminta Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) untuk mundur dari jabatannya
"Jokowi semestinya memenuhi janji untuk memakmurkan rakyat. Ini malah menindas rakyat! Allaahu akbar!!," teriak para Mahasiswa.
Aksi tolak kenaikan BBM tersebut juga berujung pada kericuhan. Dari kericuhan itu ditangkap satu orang yang langsung digiring ke dalam pagar pintu istana Monumen Nasional (Monas).
Tindakan tersebut memicu para mahasiswa dari KAMMI tidak terima dan emosi. Emosi mereka pun tak terbendung dan mendorong pintu pagar Monas. Akibat aksi itu, ratusan polisi kembali turun tangan dan membawa tongkat bambu untuk menghalau para mahasiswa.
Aksi tersebut menyebabkan kemacetan di sepanjang Jalan Merdeka Utara semakin semrawut. Diketahui, aksi mereka dimulai pukul 14.00 WIB. Aksi selesai sekitar pukul 18.00