Jumat 21 Nov 2014 12:44 WIB

OJK Bali Catat 115 Aduan. Apa Saja?

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Erdy Nasrul
Petugas memberikan informasi mengenai Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kapada pengunjung dalam pameran Indonesia Financial Expo & Forum (IFEF) 2014 di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (26/9).(Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Petugas memberikan informasi mengenai Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kapada pengunjung dalam pameran Indonesia Financial Expo & Forum (IFEF) 2014 di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (26/9).(Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan Bali mencatat total pengaduan konsumen yang masuk sepanjang Januari-September 2014 mencapai 115 aduan. OJK Bali juga menerima 58 permintaan layanan informasi.

"Pengaduan mengenai produk perbankan paling dominan, mencapai 95 pengaduan dengan 32 permintaan informasi," ujar Kepala Divisi Pengawasan Bank OJK Bali, Edwin Nurhadi, Jumat (21/11).

Kebanyakan konsumen, kata Edwin, mengadukan permasalah kredit perbankan, mencapai 56 pengaduan atau 62 persen. Berikutnya adalah 18 pengaduan mengenai produk tabungan atau 17 persen, 12 pengaduan produk deposito atau 10 persen, tujuh pengaduan tentang sistem informasi debitur (SID) atau delapan persen, dan pengaduan lainnya sebesar dua persen.

OJK Bali, kata Edwin, juga menerima pengaduan konsumen dan layanan informasi Industri Keuangan Non Bank (IKNB). Pengaduan produk asuransi jiwa paling banyak, mencapai 11 pengaduan dan tiga permohonan informasi. Berikutnya adalah pembiayaan konsumsi mencapai empat pengaduan dan enam permintaan layanan informasi, disusul pembiayaan modal kerja sebanyak dua pengaduan dan dua permintaan informasi.

Sementara ini OJK Bali fokus memproses pengaduan produk perbankan, sedangkan IKNB masih ditangani OJK pusat. Hal ini karena terbatasnya sumber daya manusia (SDM) OJK Bali. Banyaknya pengaduan sektor perbankan karena bank mengelola aset yang paling besar. Masyarakat umum juga lebih sering bersentuhan dengan perbankan dibandingkan industri keuangan lainnya. Tak heran jika OJK Bali tidak menerima sama sekali pengaduan di sektor pasar modal.

Pengaduan terbanyak diterima melalui media surat, berikutnya telpon dan walk in. Dari 115 pengaduan, sebanyak 82 pengaduan sudah ditindaklanjuti dan sisanya masih dalam proses. Kepala OJK Bali, Zulmi mencatat total kredit yang disalurkan perbankan di Bali sudah mencapai Rp 61,89 triliun per September 2014. Angka ini meningkat 12,15 persen dibandingkan Rp 55,2 triliun pada 2013.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement