Jumat 21 Nov 2014 14:04 WIB

Minyak Jelantah PKL Malioboro Dijadikan Biodiesel

Rep: Yulianingsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Kawasan Malioboro Yogyakarta
Foto: Antara/Noveradika
Kawasan Malioboro Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Para  Pedagang Kaki Lima (PKL) di Malioboro diharapkan sudah tidak menggunakan minyak jlantah lagi atau minyak sisa penggorengan. Bahkan para PKL bertekad akan mengumpulkan jlantah tersebut untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar biodiesel. Puluhan PKL di Malioboro sudah mengikrarkan hal itu pada Gerakan Kuliner Sehat di Malioboro, Jumat (21/11).

Gerakan ini diprakarsai oleh Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan Paguyuban PKL Malioboro. ”Gerakan kuliner sehat di Malioboro ini berupa perilaku bersih dan sehat. Baik dari bahan maupun cara pengolahannya harus sehat,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta Fita Yulia.

Pemakaian minyak goreng berulang-ulang atau minyak jelantah untuk mengolah makanan menjadi salah satu penyebab penyakit tidak menular. Hasil penelitian minyak goreng yang dipanaskan selama 30 menit pada suhu 125 derajat celsius akan memutuskan rantai-rantai asam lemak dan memunculkan senyawa-senyawa baru yang bersifat racun.

”Minyak jelantah yang dipakai berkali-kali akan membahayakan tubuh. Yang paling bahaya jika sudah terakumulasi dapat menimbulkan kanker,” katanya.

Karenanya kata dia, pihaknya  memberikan penyuluhan dan pembinaan tentang dampak buruk minyak jelantah yang dipakai kepada para PKL. Termasuk keamanan pangan. Ke depan PKL yang sudah dibina dan dinyatakan tidak menggunakan minyak jelantah akam mendapat stiker penanda.

Perwakilan PKL Malioboro,  Sogi mengatakan saat ini ada 16 PKL kuliner Maliobor dari 30 PKL kuliner yang tergabung mengikuti gerakan itu. Selama ini pemakaian  minyak goreng jelantah tidak pasti. Hal itu karen tergantung dari jenis masakannnya. ”Tidak mesti ada yang tiga kali atau empat kali. Tergantung masakannya,” ujarnya.

Minyak jelantah para PKL Malioboro yang tidak terpakai akan dikumpulkan dan dimanfaatkan menjadi biodiesel oleh LSM Paluma Nusantara.  Menurut  Direktur Paluma Nusantara Heni Asih, sejak 4 bulan lalu setiap PKL Malioboro mampu mengumpulkan 5 sampai 10 liter minyak jelantah setiap seminggu sekali. 

”Minyak jelantah ini diproses dengan tambahan berbagai bahan kimia sehingga menjadi biodiesl. Ujicoba campurannya minyak jelantah 5 persen dan 95 persen solar,” katanya.

Dia menyebut 1 liter minyak jelantah dapat menjadi 90 persen bahan minyak jelantah untuk biodiesel. Bahan bakar biodiesiel itu sudah dujicobakan ke 10 angkutan umum Yogyakarta-Kaliurang. Dari pemakaian uji coba biodiesel minyak jelantah dinilai bagus dan hemat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement