Kamis 20 Nov 2014 15:30 WIB

Guru Emosi, Keranjang Sampah Melayang

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Bayu Hermawan
Siswa SDN Menteng 1 mengikuti ujian untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia pada hari pertama pelaksanaan Ujian Sekolah (US) tingkat Sekolah Dasar (SD), Jakarta Pusat, Senin (19/5).
Foto: Yasin Habibi/Republika
Siswa SDN Menteng 1 mengikuti ujian untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia pada hari pertama pelaksanaan Ujian Sekolah (US) tingkat Sekolah Dasar (SD), Jakarta Pusat, Senin (19/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Kasus kekerasan di lingkungan sekolah kembali terjadi. Kali ini seorang murid SMPN 3 Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, harus dilarikan ke rumah sakit setelah dilempar keranjang sampah oleh seorang guru.

Tri Aji Bayu Seto (15), harus dilarikan ke Rumah Sakit Panti Waluyo Solo. Bagian kepala terluka akibat dilempar keranjang tempat sampah oleh seorang guru, yang tepat mengenai dahinya.

 

Paman korban, Susilo mengatakan saat ini pihak keluarga tengah fokus pada kondisi kesehatan korban. Soalnya, korban mendapat luka cukup serius pada bagian dahi. Kondisi korban saat dibawa perjalanan menuju rumah sakit, juga sempat mengalami muntah.

 

''Kami tidak berpikir selain untuk kesembuhan anak kami dahulu. Yang penting, Tri bisa pulih dulu. Kami khawatir karena dugaan gegar otak,'' katanya.

 

Kepala Desa Daleman, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Sudarman, menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Senin (17/11) pagi. Peristiwa berawal ketika upacara bendera hendak dimulai, korban dan teman-teman bergerombol di depan kelas dan tidak segera masuk ke lapangan.

 

Salah seorang guru, Budi Santoso, beberapa kali memberi peringatkan kepada mereka, agar segera masuk ketengah lapangan. Namun, tampaknya peringatan itu tak digubris, hingga akhirnya sang guru emosi dan melempar tempat sampah ke arah mereka.

 

Lemparan tempat sampah itu mendarat tepat di kepala korban hingga terjatuh. Budi Santoso sendiri sampai saat ini belum bisa dimintai dikonfirmasi terkait kejadian mengakibatkan salah seorang muridnya dirawat di rumah sakit. Demikian guru di sana tertutup dengan kejadian ini. Ketika ditanya jawabnya sama bahwa mereka tidak tahu.

 

Kejadian ini melengkapi kasus serupa di Kabupaten Sragen. Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) SMK Negeri 1 Sambirejo, terpaksa berurusan dengan polisi.

Dia diduga melakukan pemukulan terhadap empat siswa menggunakan hak sepatu. Akibatnya tiga siswa diantaranya harus dilarikan ke Puskesmas Sambirejo lantaran kepalanya berdarah, Senin (17/11).

 

Kejadian itu berawal saat Wakasek Bidang Kesiswaan, Anik Sundari, hendak mengatur barisan siswa menjelang dilaksanakannya upacara bendera di halaman SMK Negeri 1 Sambirejo. Saat upacara hendak dimulai masih ada beberapa siswa kelas X belum masuk barisan dan masih bergerombol.

 

Melihat itu, Anik berusaha mengingatkan siswa agar segera masuk barisan untuk mengikuti upacara. Rupanya mereka tak mengindahkan peringatan itu. Sehingga membuat Anik marah.

Dia lantas mendatangi siswa, spontan melepas sepatu dan memukul empat siswa sampai mengeluarkan darah. Kejadian itu sontak mengundang perhatian guru dan siswa lain saat itu tengah berada di lapangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement