Kamis 20 Nov 2014 02:50 WIB

Masuk Musim Hujan, Tasikmalaya Siaga Longsor

Rep: C71/ Red: Yudha Manggala P Putra
Longsor. Ilustrasi
Foto: Republika/Edi Yusuf
Longsor. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya menyatakan kota tersebut saat ini dalam kondisi siaga bencana. Hal ini karena memasuki musim hujan, hampir setiap hari Kota Tasikmalaya diguyur hujan deras.

“Memasuki musim hujan ini, kami melakukan antisipasi berupa koordinasi dengan sejumlah pihak terkait termasuk imbauan kepada masyarakat untuk menjaga lingkungannya. Sebab, pada kondisi seperti ini, bencana yang membayangi masyarakat adalah banjir dan longsor," kata Kepala BPBD Kota Tasikmalaya, Soni Sudrajat, Rabu (19/11).

"Dengan demikian, selain antisipasi dari pihak terkait, kepedulian masyarakat pun menjadi penting, jangan sampai bencana timbul karena kelalaian masyarakat dalam menjaga lingkungan.”

Menurutnya, terdapat sejumlah daerah di kota tersebut yang mesti diwaspadai karena rawan bencana longsor. Beberapa daerah tersebut yakni Kecamatan Taman Sari, Kecamatan Kawalu, dan Kecamatan Purbaratu.

BPDB Kota Tasikmalaya saat ini terus melakukan survey terhadap sejumlah tempat tersebut untuk mengantisipasi segala kemungkinan termasuk kejadian longsor di wilayah Kampung Cigorowong, Kelurahan Setiawargi, Kecamatan Tamansari.

Peristiwa tanah longsor menimpa salah satu rumah di kampung tersebut pada Selasa (18/11). Adang (49 tahun), pemilik rumah mengaku kejadian longsor terjadi pada sore hari. Beruntung, longsor hanya terjadi di bagian depan serta belakang rumahnya. Rumah Adang pun tidak mengalami rusak parah. Meski demikian, Adang sekeluarga mengaku masih trauma dan untuk sementara tinggal di rumah kerabatnya.

"Pada saat kejadian, kami sekeluarga di dalam rumah karena hujan deras. Tiba-tiba kami mendengar suara keras. Ternyata bagian belakang rumah sudah tertimbun tanah hingga mencapai atap," ujar Adang.

Ia menjelaskan, rumah tersebut baru ditempati sekitar dua bulan dan belum rampung dibuat. Adang masih mengalami trauma karena selama tinggal di kampung tersebut selama 30 tahun, longsor tidak pernah terjadi hingga bencana tersebut menimpa rumahnya. Meski baru tinggal di rumah tersebut selama dua bulan, sebelumnya Adang memang sudah tinggal di Kampung Cigorowong, namun tinggal tidak jauh dari tempat tinggalnya saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement