REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengaku keterpilihan Amien Sunaryadi sebagai Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bukan karena paham primordialisme maupun KKN.
Dia memilih pejabat berdasarkan kinerja dan integritas. Bahkan, dia mengaku tidak setuju dengan paham primordialisme. Sudirman mengatakan, terpilihnya Amien bukan karena satu almamater dengannya di Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN).
Dia menilai, keterpilihan Amien yang sama-sama dari STAN karena kebetulan semata. ''Saya tidak percaya primordialisme,'' kata dia, Rabu (19/11) siang.
Bahkan demi menyakinkan Sudirman tidak KKN, dia menegaskan, Direktur Jenderal Migas definitif tidak akan berasal dari STAN. Kini, jabatan Dirjen Migas dijabat oleh pelaksana tugas, Naryanto Wagimin. Menurut Sudirman, SKK Migas perlu dipimpin dengan semangat perjuang untuk mengembalikan kedaulatan energi.
Dia menilai, Amien memiliki sosok seorang pejuang. Selain itu, Amien dianggap bisa membangun sistem yang baik. Pasalnya, sewaktu menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Amien berhasil membangun sistem penyelidikan, penuntutan, hingga proses rekrutmen.
Sistem adalah hal yang diperlukan SKK Migas untuk memperbaiki tata kelola. Dia membantah keterpilihan Amien karena satu almamater dengannya.
Pasalnya, tidak semua pejabat di jajarannya berasal dari STAN. Sebagai contoh Staf Khusus Menteri ESDM Widyawan Prawiratmadja berasal dari Institute Teknologi Bandung (ITB), kemudian Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri yang berasal dari Universitas Indonesia.
Amien Sunaryadi merupakan alumni STAN Jakarta dari tahun 1982-1988. Dia merah gelar akuntan dari program diploma 3 dan 4 STAN. Sudirman pun menyelesaikan pendidikan akutansi di STAN.