REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Hari kedua pasca kenaikan harga BBM, mahasiswa di Palembang kembali berdemonstrasi ke gedung DPRD Sumatera Selatan (Sumsel) di jalan Kapten A Rivai.
Aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM, Rabu (19/11) dilakukan beberapa kelompok massa mahasiswa. Ada mahasiswa yang tergabung dalam organisasi mahasiswa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan kedua oleh mahasiwa yang berasal dari kampus Universitas Sriwijaya (Unsri) dan Universitas PGRI.
Puluhan mahasiswa tersebut menuntut Presiden Joko Widodo membatalkan kenaikan harga BBM dan menuntut Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said harus bertanggung jawab, karena berperan menaikan harga BBM.
Aksi para mahasiswa tersebut diterima anggota DPRD yang tergabung dalam koalisi merah putih (KMP) diantaranya dari Partai Golkar, PKS, Partai Demokrat, PAN dan PBB.
Tak urung penerimaan itu membuat para mahasiswa kecewa. Mereka menuntut anggota DPRD yang tergabung dari koalisi Indonesia Hebat (KIH) juga untuk hadir. “Mana anggota DPRD dari PDIP, dari Koalisi Indonesia Hebat?” teriak para mahasiswa.
“Kami kecewa dengan anggota DPRD dari KIH, mereka tidak menemui kami untuk menyampaikan aspirasi ini. Kami setiap fraksi di DPRD Sumsel menandatangani pernyataan tuntutan kami,’ kata Hayrunnizar Presiden Mahasiswa dalam orasinya.
Aksi unjuk rasa yang dijaga anggota Polresta Palembang dan Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) nyaris berujung bentrok ketika seorang mahasiwa berusaha menurunkan bendera merah putih yang tengah berkibar di halaman gedung DPRD Sumsel.
Aksi penurunan bendera merah putih tersebut segera dicegah anggota Pol PP. Lalu terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa yang ingin menurunkan bendera dengan anggota Pol PP dari Pemerintah Provinsi Sumsel yang mencegah aksi penurunan bendera tersebut. “Kami akan menurunkan bendera ini karena pemerintah telah gagal,” teriak seorang mahasiswa yang berusaha mendekati tiang bendera.
Bentrok antara mahasiswa dan anggota Pol PP urung terjadi karena anggota kepolisian yang menjaga aksi unjuk rasa langsung memisahkan pihak yang nyaris bertikai tersebut.