Rabu 19 Nov 2014 19:52 WIB

Sopir di Bali Pilih tak Beroperasi

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Joko Sadewo
 Sopir angkutan kota (angkot) melakukan aksi mogok.  (liustrasi)
Foto: Antara/Dewi Fajriani
Sopir angkutan kota (angkot) melakukan aksi mogok. (liustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Menanggapi seruan mogok operasi dari Organda, puluhan angkutan umum antar kota dalam provinsi (AKDP) di Bali memilih tidak beroperasi. Seruan mogok operasi berlaku sehari pada Rabu (19/11).

Salah seorang sopir bus AKDP jurusan Denpasar-Gilimanuk, Ketut Agus, mengatakan, bus yang dikemudikannya tidak beroperasi karena BBM naik. Selain itu karena memang ada imbauan dari Organda Bali. "Saya tidak tahu sampai kapan berhenti beroperasi. Nggak tahu juga, apakah besok akan jalan," kata Agus, kepada Republika Online (ROL).

Agus mengatakan, naiknya harga BBM membuat biaya operasionalnya meningkat. Karena tarif belum dinaikkan maka penghasilan akan menurun. Sehingga lebih baik tidak beroperasi dulu.

Dari pemantauan ROL suasana di Terminal Ubung Denpasar, Rabu lebih sepi ketimbang hari sebelumnya. Angkutan umum jenis mini bus hanya beberapa yang beroperasi. "Memang mereka membagi diri dalam beroperasi. Kalai biasanya jurusan Denpasar-Singaraja ada lima mini bus, hari ini beroperasi tiga," kata Bagian Informasi Terminal Ubung, Raka.

Sementara itu sejumlah warga yang biasa menggunakan jasa angkutan umum mengeluh karena bus yang biasa digunakan tidak beroperasi. Menurut Abdul Hamid, dia biasa mengunakan jasa mini bus untuk mengirim barang dagangannya ke Singaraja, namun hari ini tidak beroperasi. "Saya nggak jadi kirim barang, karena busnya ndak jalan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement