Rabu 19 Nov 2014 18:42 WIB

Pascakenaikan Harga BBM, Harga Cabai Rawit Tembus Rp 70 Ribu

Rep: lilis/ Red: Damanhuri Zuhri
Cabai
Foto: Ari Bowo Sucipto/Antara
Cabai

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Dua hari pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), harga sayuran di pasar tradisional semakin meroket. Hal itu terjadi akibat tingginya biaya operasional.

Berdasarkan pantauan di Pasar Baru Indramayu, Rabu (19/11), kenaikan harga sayuran sebenarnya sudah terjadi sejak beberapa hari sebelum pengumuman kenaikan harga BBM. Namun, pascapengumuman kenaikan harga BBM, kenaikan harga sayuran makin melejit.

Misalnya cabe rawit merah yang sebelumnya naik pada kisaran harga Rp 50 ribu per kg, kini kembali naik menjadi Rp 70 ribu per kg. Kenaikan itu bahkan merupakan yang tertinggi selama beberapa bulan terakhir.

Kenaikan harga yang tak kalah tingginya juga terjadi pada cabe merah dari Rp 30 ribu per kg menjadi Rp 40 ribu per kg, cabe rawit hijau dari Rp 35 ribu per kg menjadi Rp 50 ribu per kg.

Sementara harga daging ayam potong naik dari Rp 28 ribu per kg menjadi Rp 30 ribu per kg. ‘’Harga BBM naik, semua barang ikut naik,’’ ujar seorang pedagang, Ipah.

Ipah menjelaskan, kenaikan harga sayuran maupun kebutuhan pokok lainnya disebabkan naiknya ongkos angkutan barang pascakenaikan harga BBM.

Meskipun harga barang dagangannya naik, namun hal itu malah merugikannya. ‘’Pembeli jadi berkurang,’’ tutur Ipah.

Kondisi serupa diungkapkan Toya, seorang pedagang masakan keliling di Kelurahan Margadadi, Kecamatan Indramayu. Ia mengaku tidak berjualan sejak dua hari terakhir, bingung karena semua harga barang di pasar mengalami kenaikan.

‘’Modal jadi tambah besar, sedangkan harga jual masakan tidak bisa saya naikkan karena khawatir tidak laku,’’ keluh Toya kepada Republika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement