REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan aktivis/pegiat dari tiga aliansi kemahasiswaan di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Rabu (19/11), menggelar Shalat Gaib di tengah unjuk rasa untuk memprotes kebijakan pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Sembari menaruh keranda simbol kematian dini dari pemerintah Jokowi-JK, kordinator aksi, Mohammad Syah, tampil sebagai imam untuk memimpin jalannya Shalat Gaib di depan kantor DPRD setempat. Beberapa saat sebelum melakukan ritual Shalat Gaib itu, beberapa mahasiswa peserta aksi sempat melakukan aksi teatrikal dengan memeragakan diri sebagai mayat hidup.
Massa yang berjumlah lebih dari 50 orang tersebut juga sempat membakar ban bekas sembari terus berorasi dan membentangkan spanduk berisi penolakan kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi, sebagaimana telah diumumkan pemerintahan Jokowi-JK.
"Kami meminta anggota DPRD dan Bupati Ponorogo untuk bersama-sama menolak kebijakan kenaikan harga BBM yang baru saja dilakukan oleh Pemerintah Pusat," seru Mohamad Syah.
Tidak ada kericuhan dalam aksi damai tersebut. Namun unjuk rasa yang berlangsung kurang lebih dua jam, mulai pukul 10.00 WIB itu sempat memacetkan arus lalu lintas.
Hal itu karena para mahasiswa melakukan "long march" dari kampus masing-masing menuju alun-alun Kota Reog dengan formasi berkelompok hingga nyaris menutup seluruh badan jalan di jalur yang mereka lalui. Setelah beberapa lama berorasi di depan kantor dewan, para mahasiswa akhirnya ditemui langsung oleh Ketua DPRD, Ali Mufti.