Rabu 19 Nov 2014 17:34 WIB

Harga BBM Naik, Mahasiswa Menjerit

Rep: C74/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Massa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan BBM dengan membakar ban bekas di depan kantor ESDM, Jakarta, Selasa (18/11).   (Republika/ Yasin Habibi)
Massa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan BBM dengan membakar ban bekas di depan kantor ESDM, Jakarta, Selasa (18/11). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menggelisahkan berbagai elemen masyarakat. Salah satunya adalah mahasiswa.

Mahasiswa Universitas Brawijaya Dolfi Yoga menyatakan kenaikan BBM membuatnya harus lebih kreatif lagi untuk berhemat. Ia harus banyak menyisihkan uang jajannya untuk keperluan perkuliahan.

"Bensin full tangki bisa sampai Rp 30 ribu lebih, paling berasa kalo fotokopian juga ikut naik, karena sering banget fotokopi bahan kuliah," katanya Senin, (19/11).

Dolfi belum tahu cara menyisati keuangannya dalam menghadapi kenaikan BBM ini. Ia hanya berusaha lebih berhemat dan mengurangi membeli barang yang tidak dibutuhkan.

Seperti Dolfi, Bayu salah satu Mahasiswa lainnya juga merasakan dampak kenaikan harga BBM yang baru berlangsung dua hari. Bayu merasakan beberapa harga warung makan mulai merangkak naik.

"Ada yang semula tujuh ribu rupiah tiba-tiba jadi sebelas ribu," kata Bayu.

Bayu mengatakan kenaikan harga warung makan di Kota Malang cukup signifikan. Beberapa warung makan menaikan harganya sampai 25%. Seperti Dolfi, Bayu juga kini lebih berhemat dengan tidak membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan.

"Apalagi jelang TA (Tugas Akhir) banyak keperluannya, print, fotokopi dan lain-lainnya, mudah-mudahan ngga naik juga harganya," ujar Bayu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement