REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Menyikapi aksi ‘mogok muat’ angkutan umum di sejumlah daerah, Rabu (19/11), jajaran Polres Semarang mengerahkan belasan kendaraan dinasnya guna mengangkut anak sekolah dan pekerja pabrik.
Selain membantu mengangkut siswa dan pekerja pabrik pada jam-jam berangkat, kendaraan dinas ini juga disiapkan untuk mengangkut saat jam pulang sekolah dan pulang kerja.
Kapolres Semarang, AKBP Muslimin Ahmad mengatakan, menyusul aksi mogok muat angkutan umum di wilayah hukum Polres Semarang, ia telah menginstruksikan seluruh kendaraan dinas di tingkat polsek untuk membantu masyarakat.
Selain kendaraan dinas di masing- masing polsek, jelas kapolres, juga dikerahkan dua unit truk Dalmas dan Bus angkutan anggota Polres Semarang. Seluruh kendaraan dinas ini diminta berpatroli untuk membantu masyarakat.
“Jika selama di jalan ada masyarakat, terutama anak sekolah yang telantar diminta untuk mengangkut. Sehingga mereka tidak terlambat tiba di sekolahnya,” tambah Muslimin.
Ia juga berharap aksi mogok muat angkutan umum ini cukup pada hari ini saja dan tidak berlarut- larut. Sebab dampaknya juga akan dirasakan oleh masyarakat yang lebih banyak.
“Sebaliknya, jika aksi mogok ini masih terus berlanjut para awak angkutan umum sendiri juga tidak bisa dapat duit. Saya minta organda juga mempertimbangkan kepentingan masyarakat lebih luas,” tambahnya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang bersama jajaran Kodim 0714/Salatiga juga mengerahkan armada truk dan bus untuk membantu mengantisipasi dampak mogok muat angkutan umum ini.
Ketua DPC Organda Kabupaten Semarang, Hadi Mustofa mengatakan, aksi mogok massal awak angkutan ini sudah menjadi intruksi DPP Organda. Rencananya aksi mogok massal akan berlangsung sehari.
“Kita masih akan membahas tentang kenaikan tarif angkutan. Dalam rapat dengan dishub pagi ini kita tetap usulkan kenaikan tarif 30 persen dari sebelumnya. Mudah-mudahan masyarakat mau menerima,” tambahnya.