Rabu 19 Nov 2014 07:35 WIB

Enam Juta Warga Miskin Baru Diprediksi Muncul Setelah BBM Naik

Rep: C78/ Red: Bayu Hermawan
Pengguna kendaraan bermotor mengantre untuk mengisi BBM bersubsidi di SPBU Ring Road Medan, Sumut, Senin (17/11) malam.  (Antara/Septianda Perdana)
Pengguna kendaraan bermotor mengantre untuk mengisi BBM bersubsidi di SPBU Ring Road Medan, Sumut, Senin (17/11) malam. (Antara/Septianda Perdana)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga filantropi Dompet Dhuafa memprediksi naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) diprediksi akan menambah jumlah rakyat miskin di Indonesia sebesar 2,35 persen atau sekitar enam juta jiwa.

Berdasarkan kajian, dampak kenaikan harga BBM secara sistemik adalah meningkatnya inflasi, sehingga daya beli masyarakat akan berkurang dan pertumbuhan ekonomi otomatis menurun.

"Bila dikalkulasikan dengan data rakyat miskin dari BPS pada Maret 2014, maka total jumlah rakyat miskin akan menjadi 34 juta jiwa," kata Presiden Direktur Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini kepada Republika pada Selasa (18/11).

"Pengangguran juga dipastikan akan naik dan diperkirakan akan ada penambahan sebesar dua juta jiwa menjadi pengangguran," jelasnya.

Meski sangat menyayangkan kebijakan pemerintah tersebut, Juwaini ingin menjadikannya sebagai pendorong peran lembaga zakat agat dapat membantu menangani dampaknya. Bahkan. katanya kenaikan harga BBM harus dijadikan momen para lembaga zakat dan pegiat filantropi lainnya agar lebih maksimal untuk bersinergi mengatasi kemiskinan.

Ia mengungkapkan, Dompet Dhuafa pun akan terus berkomitmen dalam kiprahnya di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan pengembangan sosial untuk melayani dan memberdayakan kaum dhuafa yang dipastikan akan bertambah pasca kenaikan BBM.

Juwaini menambahkan, Dompet Dhuafa pun akan terus mengawal implementasi program terkait dengan program Kartu Indonesia Sehat yang digulirkan pemerintah sebagai upaya penanggulangan imbas kenaikan harga BBM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement