Selasa 18 Nov 2014 23:32 WIB

Jokowi Naikkan BBM, Kemana Ideologi Trisakti?

Ketua DPP Demokrat Anas Urbaningrum memerhatikan keterangan saksi ahli saat lanjutan sidang lanjutan dugaan suap kasus proyek Hambalang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (4/9). (Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Ketua DPP Demokrat Anas Urbaningrum memerhatikan keterangan saksi ahli saat lanjutan sidang lanjutan dugaan suap kasus proyek Hambalang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (4/9). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mantan Ketum Demokrat, Anas Urbaningrum, mempertanyakan kemana ideologi trisakti dengan menaikkan harga BBM?

Kritikan itu disampaikannya tertulis dalam akun twitternya yang ditulis admin, Selasa (18/11). Cuitan itu berasal dari tulisan tangannya yang disampaikan kepada admin melalui pengacara.

“Kritik bahkan datang dari politisi PDIP sendiri, seperti Effendi Simbolon dan Rieke Diah Pitaloka. Bahkan sangat keras,” jelasnya.

Kritik yg lebih berwarna ideologis berupa pertanyaan, kemana ideologi Trisakti. Ideologi ini berisi semangat untuk berdaulat di bidang politik, baik dalam negeri maupun luar negeri bahwa tidak bisa orang ngatur Indonesia selain pemerintah dan bangsanya sendiri, lalu berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang budaya.

Apa pun saran, alternatif pemikiran dan kritik, pemerintah sudah memutuskan. Palu sudah diketok. Harga BBM naik.

Anas menyatakan adalah hal biasa kritik bermunculan di saat pemerintah mengeluarkan kebijakan tidak populer, seperti menaikkan BBM. Politisi dan berbagai kalangan akan mengkritik dengan berbagai argumentasi. “Menolak kenaikan harga BBM adalah metode sederhana untuk mendongkrak popularitas politik partai dan para politisi,” imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement