REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Salah satu perbudakan yang paling besar melibatkan anak-anak berada di sektor perkebunan kelapa sawit.
"Di Malaysia banyak anak-anak Indonesia usia tiga sampai sepuluh tahun yang dipekerjakan untuk memungut buah-buah sawit di musim panen" tutur Direktur Migrant Care Indonesia (MCI) Anis Hidayah, Selasa (18/11).
Menurutnya anak-anak tersebut tidak mendapatkan pendidikan formal. Mereka hanya belajar di tempat sekolah informal yang didirikan oleh kedutaan Indonesia.
Selain di perusahaan sawit swasta, ada pula yang bekerja di BUMN negara tetangga. Kebanyakan bekerja secara alih daya dan disalurkan oleh perusahaan. Sehingga gaji yang mereka dapat sangat kecil.
"Perusahaan sawit Malaysia sering sekali mempekerjakan buruh migran yang tidak berdokumen," tutur Anis.
Jadi, ketika pekerjaan mereka sudah selesai, perusahaan dapat dengan mudah mengembalikan mereka ke tempat asal.
Selain itu ada sektor lain yang sangat besar pengaruhnya bagi perbudakan Indonesia, yaitu kelautan dan perikanan. Banyak pula anak yang dipekerjakan di bidang perikanan. Sedangkan di kelautan banyak Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia yang disewa oleh perusahaan pelayaran internasional.