Selasa 18 Nov 2014 14:49 WIB
Kenaikan BBM

Tarif Angkutan Umum Naik, Penumpang 'Menjerit'

Rep: C07/ Red: Winda Destiana Putri
Angkutan umum
Foto: The Jakarta Post
Angkutan umum

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan tarif angkutan umum juga membuat para pengguna angkutan umum menjerit.

Seperti Silviana (23 Tahun), pegawai di Kawasan Sudirman itu mengaku keberatan dengan kenaikan tarif angkutan umum.

Sebab, kata Silvi, kenaikan tarif akan berlaku di semua angkutan umum. Padahal untuk mencapai ke tempat kerjanya ia harus tiga kali ganti angkutan umum.

"Lumayan juga kalau tiap angkutan naik seribu, kalau gaji saya ikut naik sih enggak apa-apa," keluh warga Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Rosiah (28) pengguna angkutan umum lainnya, juga mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya kenaikan harga bbm sangat mencekik dirinya.

Dengan gaji yang ia dapat Rp 2,4 Juta per bulan, ia harus menyisihkan ongkos sebesar Rp 700 Ribu, "Hampir setengah gaji saya untuk angkutan umum," ucapnya.

Padahal, lanjut Rosiah, ia juga harus membelikan susu untuk putranya yang masih berusia dua tahun. "Suami saya kerjanya serabutan, enggak tentu penghasilannya, bisa dibilang saya tulang punggung keluarga," ujarnya.

Wanita yang bekerja sebagai Sales Promotion Girl (SPG) di Plasa Atrium Senen itu pun menyesalkan tindakan yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo yang menaikkan harga bbm bersubsidi. "Katanya pro rakyat ini malah menyengsarakan rakyat, mana janjinya saat kampanye," tanyanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement