Selasa 18 Nov 2014 14:37 WIB

Zulkifli Hasan Sesalkan Kenaikan BBM yang Terburu-buru

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Winda Destiana Putri
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla (keempat kiri) dan para Menteri Kabinet Kerja mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/11) malam.
Foto: Republika/Yasin Habibi/ca
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla (keempat kiri) dan para Menteri Kabinet Kerja mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/11) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menyesalkan langkah Presiden Joko Widodo dalam menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Langkah tersebut dinilai terburu-buru karena waktunya tidak tepat mengingat harga minyak dunia yang saat ini turun.

"Apakah saat ini menaikkan BBM waktunya tepat? Kan harga (minyak mentah) turun. Kemudian besarannya Rp 2000 itu juga, kenapa," katanya di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (18/11).

Zulkifli juga menyesalkan langkah Presiden Jokowi yang tidak membahas kenaikan harga BBM bersama DPR. Menurutnya, perubahan postur anggaran terkait kenaikan harga BBM harus dibahas bersama DPR. Sebab, ada kelebihan uang akibat kenaikan harga BBM.

Di sisi lain, Ketua DPP PAN itu mengapresiasi niat Jokowi untuk menghemat anggaran dengan mengurangi subsidi BBM. Apalagi, jika Jokowi benar-benar mampu mengalihkannya ke sektor yang lebih produktif di tahun anggaran berikutnya.

"Menurut saya alasannya tepat," ujarnya.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi resmi mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi. Harga premium yang semula Rp 6.500 mengalami kenaikan menjadi Rp 8.500. Sementara harga solar yang semula Rp 5.500 menjadi Rp 7.500.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement