Selasa 18 Nov 2014 11:48 WIB

Harga Cabai di Pekanbaru Tembus Rp 150 Ribu

Pedagang memeriksa cabai di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (6/5).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Pedagang memeriksa cabai di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (6/5).

REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU--Harga cabai merah di berbagai wilayah kabupaten/kota di Provinsi Riau terus merangkak naik bahkan terakhir dikabarkan telah menembus Rp150 ribu per kilogram.

"Tadi pagi saya beli cabai merah dari pedagang keliling dia jual Rp15 ribu per ons kalau sekilogramnya dijual Rp150 ribu," kata Melia (30), warga Kelurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Selasa (18/11).

Sementara itu kalangan ibu rumah tangga warga Tangkerang Timur, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, yang baru saja pulang dari pasar tradisional Tangor mengaku para pedagang sayuran menjual cabai merah dengan harga yang beragam, namun di atas Rp120 ribu/kg.

"Untuk cabai Bukittinggi sedang susah dicari yang ada cabai dari Sumuatera Utara dan harganya lebih Rp122 ribu per kilo," kata Betty (34), ibu rumah tangga warga Jalan Seroja, Pekanbaru.

Sementara untuk beberapa pedagang sayuran yang masih memiliki stok cabai merah asal Bukittinggi, Sumatera Barat menjualnya seharga Rp 130 ribu/kg.

Dengan demikian, harga cabai sejak beberapa hari terakhir mengalami kenaikkan harga signifikan, mulai Rp 20 ribu/kg di waktu harga normal, sepekan lalu melonjak menjadi Rp40 ribu, dan Rp 80 ribu hingga akhirnya berada di puncak mulai hari ini yakni mencapai Rp 150 ribu/kg di kalangan pedagang keliling.

Kalangan pedagang mengatakan dalam beberapa hari terakhir kesuitan untuk mendapatkan pasokan acabai merah, ditambah lagi dengan telah dinaikkannya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi oleh pemerintah.

Mahalnya harga cabai merah dikabarkan juga terjadi di sejumlah wilayah lainnya meliputi Kabupaten Bengkalis, Meranti, Rokan Hilir dan sejumlah daerah kabupaten/kota lainnya di Riau.

Dirjen Standarisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan Widodo saat berkunjung ke Pekanbaru akhir pekan lalu menyatakan, salah satu penyebab langka dan mahalnya harga cavai merah di Riau adalah akibat bencana meletusnya Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

"Seperti diketahui, bahwa hasil pertanian warga Sinabung di Tanah Karo dipasok ke berbagai wilayah, salah satunya Riau, termasuk cabai," katanya.

Widodo mengatakan, sejauh ini bukan karena disebabkan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi.

"Namun itu lebih disebabkan gangguan distribusi seperti hasil pertanian Kabupaten Karo yang menyusut setelah bencana letusan Sinabung," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement