Senin 17 Nov 2014 19:00 WIB

Jangan Naikkan BBM Terlalu Tinggi

Rep: c13/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Djuanda (FMD) Bogor melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan pintu akses tol Jagorawi, Ciawi, Bogor, Jabar, Senin (17/11). (Antara/Jafkhairi)
Mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Djuanda (FMD) Bogor melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan pintu akses tol Jagorawi, Ciawi, Bogor, Jabar, Senin (17/11). (Antara/Jafkhairi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan direncanakan diumumkan kenaikannya pada Senin malam (17/11). Terkait hal tersebut, banyak pihak yang mengingatkan pemerintahan Jokowi-Jk untuk tidak menaikkan harga terlalu tinggi.

Pengamat politik Arie Sudjito meminta pemerintahan Jokowi-JK untuk melihat nasib rakyat kecil apabila harga BBM benar-benar resmi akan dinaikkan Senin malam (17/11). "Harga BBM jangan memberi dampak pada rakyat kecil," ungkapnya saat dihubungi Republika Online (ROL) pada Senin (17/11).

Untuk itu, menurutnya, pemerintah jangan menaikkan harga yang terlalu tinggi. Menurut Arie, tindakan kenaikan BBM yang dilakukan Jokowi-JK memang sudah sesuai dengan agenda yang telah direncanakan pemerintah.

Arie menyatakan, Jokowi pernah membuat dan mengatakan adanya agenda untuk melakukan penataan tata ulang minyak. Untuk penataan ulang ini, pemerintah pun terpaksa menaikkan harga BBM meski beberapa pihak menolaknya. 

Ia mengungkapkan, hal ini Jokowi lakukan pasti bukan tanpa alasan. Arie menjelaskan, ada tiga hal yang perlu ditata Jokowi terkait kenaikan BBM. "Ini sudah masuk dan menjadi program dari komisi DPR juga," kata Arie.

Pertama, pemerintah memang harus menata ulang dalam memberantas para mafia migas. Kedua, kenaikan BBm ini dilakukan untuk menata efesiensi subsidi BBM. Selanjutnya, pemerintah Jokowi juga harus mengurangi beban yang telah ia terima dari kebijakan SBY mengenai BBM pada masa pemerintahnya dahulu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement