REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengimbau pada semua masyarakat Jawa Barat untuk siaga menghadapi bencana pada musim hujan. Karena menurutnya hampir semua daerah di Jabar rawan terhadap bencana khususnya banjir dan longsor.
''Kepada warga Jabar, saya mengimbau agar siap siaga menghdapi berbagai kemungkinan. Waspada dan hindari tempat-tempat rawan banjir dan longsor,'' ujar Heryawan, Senin (17/11).
Terkait penetapan status siaga bencana, Heryawan menilai, tak perlu ada status resmi siaga satu ata dua. Yang penting, masyakat di rawan banjir dan longsor siaga. Misalnya, masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir, harus siap-siap mengemas barang-barangnya ke tempat aman.
''Begitu, juga masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor, hindari tinggal di rumah yang rawan longsor,'' katanya.
Menurutny kalau perumahan resmi, jarang yang rawan longsor. Karena pengembangnya harus mengantongi izin saat mendirikan bangunan. Jadi tak mungkin perumahan di bangun di daerah rawan longsor.
''Kan masyarakat di Kabupaten Bandung kemarin yang kena longsor ga ada izin kan,'' ujarnya.
Aher melanjutkan di daerah pegunungan seharusnya tak boleh ada rumah. Apalagi, kalau kemiringannya terjal. Ia berharap, masyarakat sadar untuk menghindari bencana. Yakni, dengan tidak mendirikan bangunan di daerah pegunungan terjal.
''Kami akan terus menyosialisasikan hal ini kepada masyarakat agar sadar,'' katanya.
Sementara menurut Ketua Komisi 2, Taufik Ridho Budiman Utama, Ia berasal dari daerah pemilihan Kabupaten Sumedang. Di wilayah ini, kondisi topografinya banyak daerah yang rawan longsor.
Namun, ternyata bukan hanya Sumedang saja yang rawan longsor. Hampir semua daerah di Jabar, pada umumnya rawan bencana. Karena, Jabar merupakan daerah bencana. Tanahnya subur, topografinya berbukit sampai pegunungan.
''Jadi setiap hujan memang di Jabar banyak daerah yang rawan longsor,'' katanya.
Menurut Taufik, untuk menyelesaikan masalah bencana ini, tak mudah. Karena, harus ada alih budi daya, alih lokasi, alih fungsi, sampai alih profesi. '' Jadi, solusinya tak bisa langsung dan harus bertahap,'' ujar Taufik.