Ahad 16 Nov 2014 16:42 WIB

Gempa di Sulut tak Ada Korban Jiwa

Sejumlah karyawan hotel berhamburan keluar gedung setelah terjadi gempa di Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (15/11).
Foto: Antara/Stenly Pantolawokang
Sejumlah karyawan hotel berhamburan keluar gedung setelah terjadi gempa di Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (15/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga saat ini masih melakukan pendataan dari dampak gempa 7,3 SR dan belum ada laporan korban jiwa dari gempa tersebut.

"BPBD Sulawesi Utara telah melaporkan tidak ada korban jiwa dari gempa yang terjadi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo di Jakarta, Ahad (16/11).

Ia mengatakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Utara telah melaporkan bahwa ada kerusakan sebagian dinding pada lantai tujuh Hotel Lion di Kota Manado namun hanya rusak ringan dan tidak ada korban jiwa.

Untuk kabupaten Kepulauan Sitaro (Siau, Tagulandang dan Biaro) ada empat rumah rusak ringan di Kelurahan Bahoy, Kecamatan Tagulandang. Sedangkan di Kabupaten Talaud, Sangihe, Minahasa Utara, Bitung, Minahasa Selatan, Bolaang Mongondow Selatan, Bolaang Mongondow Timur, dan Minahasa Utara tidak ada korban jiwa dan kerusakan bangunan.

Sedangkan BPBD Maluku Utara juga telah berkoordinasi dengan BPBD kabupaten terdampak gempa. Berdasarkan laporan dari BPBD Kota Ternate, BPBD Kabupaten Halmahera Utara, Kepulauan Sula, dan Halmahera Barat tidak ada korban jiwa dan kerusakan rumah dan bangunan pemerintahan akibat gempa bumi.

"Kondisi masyarakat pascagempa telah kembali normal walau ada beberapa gempa susulan tetapi dirasakan tidak terlalu kuat, Hal yang sama juga disampaikan BPBD Gorontalo, tidak ada laporan kerusakan akibat gempa" tuturnya.

Masyarakat diimbau untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan dikarenakan ilmu pengentahuan dan teknologi (Iptek) saat ini belum mampu memprediksi datangnya gempa secara pasti. "Gempa dapat terjadi kapan saja tanpa kita ketahui tanda-tandanya. Gempa dan tsunami adalah keniscayaan di Indonesia," ucapnya.

Untuk diketahui, selama tahun 1629 hingga 2014 telah terjadi 174 tsunami. Hampir 60 persen terjadi di wilayah Indonesia bagian timur. Artinya ancaman disana lebih tinggi dibandingkan di bagian barat karena kondisi tataran lempeng teknonik yang lebih rumit.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement