REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Banjarmasin H Hamdi menyatakan, pihaknya segera mengecek dugaan pencemaran di Sungai Barito oleh sebuah kapal pengangkut bahan bakar minyak belakangan ini.
"Saya baru tahu peristiwa itu, dan kabar itupun dari wartawan. Tapi kami akan segera melakukan pengecekan," katanya menjawab Antara Kalimantan Selatan, di Banjarmasin, Ahad.
"Aku sudah menyuruh staf Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Banjarmasin untuk mengecek, antara lain dengan mengambil air Sungai Barito tersebut untuk dibawa ke laboraturium." tandasnya.
Oleh sebab itu, mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Banjarmasin tersebut belum bisa memberikan keterangan terkait dugaan pencemaran di Sungai Barito.
"Tapi kalau memang tercemarnya air Sungai Barito itu akibat dari kejadian kapal pengangkut bahan bakar minyak (BBM) milik Pertamina tersebut, maka dia harus bertanggung jawab," demikian Hamdi.
Sementara informasi dari masyarakat "kota seribu sungai" Banjarmasin, dalam dua hari terakhir keadaan air Sungai Barito yang berada di wilayah ibu kota Kalsel itu lain dari bisanya, yaitu tercium bau menyengat atau premium.
Baut tersebut diduga karena bocornya Landing Craft Tank (LCT) Duta Armada yang mengangkut sekitar 1,8 ton BBM jenis premiun milik Pertamina, yang berada di seberang depo Pertamina Banjarmasin.
Pihak Polresta Banjarmasin, juga menangani dugaan kebocoran LCT Duta Armada tersebut, karena dikhawatirkan menimbulkan kebakaran.