Sabtu 15 Nov 2014 16:12 WIB

Masyarakat Paguyuban Papua Dukung Keberadaan Freeport

Rep: c73 / Red: Hazliansyah
Sejumlah truk milik PT Freeport Indonesia terparkir di Grasberg, Tembagapura, Timika, Papua.
Foto: Antara
Sejumlah truk milik PT Freeport Indonesia terparkir di Grasberg, Tembagapura, Timika, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Ketua paguyuban Papuan Brotherhood, Silas Natkime, mendorong pemerintah agar perusahaan tambang Freeport tetap berjalan di tanah Papua. 

"Kami membawahi semua suku Papua yang ada di sini. Kami mendukung Jokowi akan kerjasama dengan Freeport. Kalau pemerintah mau benar-benar maju, pemerintah harus dukung Freeport," kata Silas usai mengadakan pertemuan dengan wakil ketua MPR Oesman Sapta Odang, di Hotel Rimba Papua, Timika, Papua, Jumat (14/11) malam.  

Ia mengatakan, kondisi stagnan sempat terjadi di perusahaan mineral dan tambang beberapa bulan ini. Di mana, ekspor Freeport tidak jalan dan adanya aksi mogok kerja. 

Menurutnya, tidak boleh ada pihak manapun yang mengganggu operasional PT Freeport di Papua. Karena menurutnya, rakyat Papua merasakan manfaat dari keberadaan perusahaan tersebut. 

Sebagai pemimpin Papua Brotherhood, ia ingin mempersatukan masyarakat Papua untuk mendukung PT Freeport. Menurutnya, organisasi paguyuban ini dibentuk untuk kemudian melakukan negosiasi dan komunikasi dengan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

Ia mengatakan sudah berkomunikasi dengan anggota DPR komisi VII dan VIII, Menteri ESDM dan Hatta Rajasa. 

Mereka berharap Jokowi dapat memudahkan perpanjangan kontrak Freeport di Papua. Dari upaya negosiasi tersebut menurutnya, disepakati bahwa ekspor dari produksi PT Freeport dapat kembali normal. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement