REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka perceraian yang tinggi dari tahun ke tahun mesti diwaspadai. Sebab, sebuah bangsa dibentuk oleh masyarakat kecil bernama keluarga.
Keluarga yang sehat berpengaruh pada kualitas masyarakat secara keseluruhan. Maka, angka perceraian yang terus meningkan menunjukkan kerentanan masyarakat dalam membina persatuan, bahkan berdampak pada timbulnya banyak masalah sosial.
“Salah satu contohnya, akan timbul orang miskin baru karena istri dan anak ditinggal suami, padahal mereka belum bisa menanggung hidupnya sendiri,” kata Kasubdit Kepenghuluan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kementerian Agama Anwar Saadi kepada ROL, Jumat (14/11).
Namun, kata dia, permasalahan yang lebih krusial selain ekonomi yakni keadaan keluarga pasca perceraian, di mana anak-anak hasil pernikahan tersebut akan berada dalam didikan keluarga broken home. Kondisi tersebut akan memengaruhi kejiwaan dan kepribadian anak tersebut ketika terlibat di masyarakat. Karenanya, tingkat perceraian yang terus meningkat merupakan ancaman bagi bangsa.