REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Tingginya harga cabai merah dan rawit, membuat banyak konsumen yang memilih membeli cabai merah "layon" atau cabai setengah busuk sisa sortir yang harganya lebih murah dibandingkan dengan harga cabai segar.
"Saat ini pembeli banyak yang membeli cabai layon, karena harga lebih murah yakni Rp 40 ribu setiap kilogramnya atau lebih murah Rp 10 ribu dari harga cabai merah segar," kata salah seorang penjua, sayuran di Pasar Lettu Bakrie Kota Sukabumi, Dede Sulaeman, Kamis (13/11).
Menurut Dede, sebenarnya dirinya menjual cabai layon harus merugi karena harganya yang dijualnya di bawah harga yang dibeli dari distributor. Namun, jika tidak jual maka pedagang akan lebih merugi karena cabai hanya bisa bertahan satu sampai dua hari saja untuk bisa bertahan di kondisi segar.
Lebih lanjut, mayoritas pembeli cabai layon ini ada pemilik warung makan bahkan ada restoran yang sengaja membeli untuk mengurangi biaya produksi. Tapi, cabai layon ini masih bisa dikatakan layak konsumsi, sebab tidak terlalu buruk hanya patah dan hanya beberapa bagian saja yang sudah layu serta busuk.
"Jika kondisi harga cabai mahal dan terus naik, tidak menutup kemungkinan semakin banyak pembeli yang membeli cabai layon ini. Bagaimana pun juga, cabai merah sudah menjadi kebutuhan utama warga sebagai bumbu dapur dan penyedap rasa," tambahnya.
Salah seorang pembeli, Selfie mengatakan membeli cabai merah layon ini karena harganya lebih murah dan kondisinya tidak terlalu buruk serta masih layak konsumsi. Untuk mengolah cabai layon itu, dirinya akan menggiling dahulu hingga benar-benar halus lalu dijadikan sebagai bumbu dapur atau pemerah makanan.
"Dari pada saya beli sambal dalam bentuk serbuk atau cabai yang sudah dihaluskan, lebih baik membeli cabai layon ini. Karena yang saya tahu cabai yang sudah dihaluskan yang berasal dari Jakarta menggunakan cabai yang benar-benar sudah busuk," katanya.