Rabu 12 Nov 2014 21:02 WIB

Indonesia-Jepang Kerja Sama Konservasi Ikan Fosil Hidup

Latimeria menadoensis
Foto: Wikipedia
Latimeria menadoensis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Universitas Sam Ratulangi Manado bersama dengan Aquamarine Fukushima (AMF) Jepang akan bekerja sama membangun pusat konservasi ikan "Latimeria menadoensis" dari kelas Coelacanth yang disebut sebagai fosil hidup.

"Coelacanth Indonesia pertama kali ditemukan pada 1997 di Pasar Ikan Bersehati Manado. Hingga saat ini, sudah ada enam spesimen yang ditemukan," kata Peneliti Utama Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI Augy Syahailatua di Jakarta, Rabu (12/11).

Augy mengatakan spesimen Coelacanth Indonesia yang terakhir ditemukan nelayan di perairan sebelah timur laut Pulau Gangga, Kabupaten Mihahasa Utara, Sulawesi Utara, 5 November 2014.

Menurut Augy, kerja sama antara LIPI, Unsrat dan AMF Jepang dalam bentuk penelitian bersama sudah berlangsung sejak 2005 melalui Greeneye Project.

"Pada 2006, berhasil direkam dengan "Remotely Operated Vehicle" (ROV) sejumlah Coelacanth yang hidup di kedalaman 150 meter di Laut Sulawesi," tuturnya.

Pada 2014 hingga 2015, dilakukan beberapa penelitian yang berlokasi di Sulawesi Utara, Kepulauan Raja Ampat, Kepulauan Halmahera dan Ambon beserta pulau di sekitarnya dengan harapan mendapatkan tambahan data dan informasi dan dokumentasi video.

Peneliti UPT LIPI Bitung Teguh Peristiwady mengatakan Coelacanth oleh nelayan lokal disebut ikan raja laut karena ukurannya yang besar. "Yang terakhir ditemukan saja berukuran 128,5 sentimeter," ujarnya.

Menurut Teguh, upaya konservasi Coelacanth akan melibatkan beberapa peneliti Indonesia. Selain dirinya, peneliti lainnya adalah Wahyu S Hantoro (Geotek LIPI), Agustina A Uly (UPT LIPI Bitung) dan Ambar Yoganingrum (PDII LIPI).

Direktur AMF Jepang Prof Yoshitaka Abe mengatakan sangat penting untuk mendirikan pusat penelitian di Sulawesi Utara. Selain itu, juga perlu fasilitas-fasilitas penelitian yang bisa menunjang kehidupan Coelacanth bila berhasil ditemukan lagi dalam keadaan hidup. "Coelacanth hidup di laut dalam, lebih dari 150 meter. Dia merupakan ikan yang gerakannya lamban," katanya.

Ikan Coelacanth pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan dinamakan "Latimeria chalumnae" pada 1937. Sebelumnya, ditemukan fosil yang mirip dengan ikan tersebut sehingga diperkirakan telah punah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement