Rabu 12 Nov 2014 19:34 WIB

Pengungsi Syiah Sampang Dipersilakan Pulang

Rep: c54/ Red: Esthi Maharani
Pengungsi Syiah Sampang, Madura di depan kamar mereka di Rusunawa Puspa Agro, Jemundo, Sidoarjo, Jawa Timur.
Foto: Antara/Eric Ireng/ca
Pengungsi Syiah Sampang, Madura di depan kamar mereka di Rusunawa Puspa Agro, Jemundo, Sidoarjo, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf mempersilakan warga penganut Syiah asal Sampang yang mengungsi di Sidoarjo pulang ke kampung halaman mereka. Menurut Saifullah, kepulangan bisa dilakukan secara alamiah jika situasi dinilai sudah kondusif.

Saifullah menyampaikan, kepulangan tidak boleh dilandasi oleh pemaksaan, termasuk dari pihak Pemprov Jatim.

“Kalau mereka memaksa ingin pulang, ya silahkan saja, asal suasananya sudah aman dan kondusif,” ujar Saifullah, berbicara sebagai narasumber dalam seminar bertema “Pemolisian dan Resolusi Konflik pada kasus Kekerasan Berlatar Belakang Agama” yang diadakan Kontras di Hotel JW. Marriot Surabaya, Rabu (12/11).

Dijelaskan Saifullah, selama ini, Pemprov Jatim telah berupaya memberikan perlindungan pada warga Syiah Sampang sebagai pemenuhan tanggung jawab pemerintah. Saifullah berharap, tragedi konflik komunitas agama, seperti di Sampang pada 2012 lalu dapat menjadi pelajaran, dan tidak boleh terulang lagi.

“Agama janganlah dijadikan pemicu konflik. Untuk itu, marilah kita berjabat tangan dan menjadikan  agama  itu sebagai sumber inspirasi yang positif guna membangun bangsa dan negara. Jangan sampai sesama  Islam tetapi berkotak-kotak dan tidak rukun serta menjadi pemicu kerusuhan di negeri sendiri,” ujar Saifullah.

Hadir dalam acara, koordinator pengungsi Syiah Sampang Iklil Al Milal menyampaikan, upaya kembalinya warga Syiah Sampang ke kampung halaman terus dilakukan. Mesi begitu, Iklil sedikit menyesalkan, proses kepulangan secara alamiah justru terhambat oleh aparat dan pemerintah.

“Ada yang pernah pulang beberapa hari. Situasi aman, biasa saja. Tapi malah diminta pergi lagi sama polisi dengan alasan situasi belum aman” ujar Iklil.

Iklil menuturkan, hingga saat ini, warga Syiah Sampang di pengungsian, yakni di Rusunawa Puspa Agro Sidoarjo, masih berharap besar bisa pulang dan hidup kembali di kampung asal, yakni di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang. Menurut Iklil, warga Syiah Sampang yang mayoritas petani ingin kembali hidup normal seperti dahulu.

“Kami juga tidak yakin, apakah pemerintah akan memberikan bantuan selamanya. Bantuan terakhir saja, sebesar Rp 709000 per jiwa sudah telat. Biasanya tanggal 3 atau empat, sekarangsudah tanggal 12 belum,” ujar Iklil.

Warga Syiah Sampang diungsikan ke Sidoarjo pascapengusiran komunitas mereka oleh kelompok Muslim Sunni pada 26 Agustus 2012. Pada insiden itu, satu warga Syiah tewas, 10 luka kritis, puluhan luka-luka dan lebih 350 jiwa mengungsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement