REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kenaikan harga BBM disarankan Rp 2500 agar inflasi di tahun
2014 tidak lebih tinggi dari delapan persen. Komisaris independen Permata Bank Tony Prasetiantono mengatakan jika harga BBM menjadi Rp9000 per liter, inflasi di tahun 2004 bisa ditekan di bawah di bawah delapan sehingga BI rate tidak perlu dinaikkan dari level sekarang 7,5 persen.
Kenaikan BBM lebih dari Rp 2500 menurutnya mengakibatkan infasi bisa lebih tinggi sehingga BI mungkin perlu meningkatkan suku bunga. Dengan inflasi yang bsia terjaga di bawah delapan persen di 2014, menurut dia menjadi modal agar di tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,6 persen. Angka ini memang lebih rendah dibandingkan asumsi pemerintah yang menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 5,8 persen di 2015.
“Kenaikan BBM maksimal Rp 2500 membuat infasi di abwah delapan persen sehingga BI rate tidak perlu naik,” kata Tony, Rabu (12/11)
Toni mengatakan November merupakan bulan yang paling tepat untuk menaikkan BBM. Pasalnya, jika BBM dinaikkan di bulan Desember bisa mengakibatkan inflasi yang semakin tinggi lantaran ada faktor musiman.
Di bulan Desember, biasnaya tren inflasi lebih tinggi lantaran ada hari raya Natal, dan musim liburan.