Rabu 12 Nov 2014 07:53 WIB

Ajak Asing Investasi, Jokowi Serahkan Pembuluh Darah Indonesia

Rep: C62/ Red: Winda Destiana Putri
Indonesia's President Joko Widodo (left) shakes hands with China's President Xi Jinping during a welcoming ceremony of the Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) forum, in Beijing, November 11, 2014.
Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
Indonesia's President Joko Widodo (left) shakes hands with China's President Xi Jinping during a welcoming ceremony of the Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) forum, in Beijing, November 11, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi Ichsanuddin Noorsy menilai Presiden Joko Widodo telah melupakan sejarah. ‎Pasalnya Jokowi sudah membuka kesempatan asing untuk menanamkan investasinya di Indonesia.

"Jokowi telah melupakan sejarah," kata Ichsanuddin saat menyampaikan pendapatnya di salah satu stasiun televisi, Rabu (12/11).

Seharusnya kata sapaan akrab Ichsanur, Jokowi memanfaatkan investasi dalam negeri daripada mengajak asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia yang bisa mengeruk kekayaan alam Indonesia oleh asing.

"Makanya Presiden Soekarno membatalkan UU Ivestasi Asing yang akhirnya dia digulingkan," katanya.

Dengan digulingkannya kekuasaan Presiden Soekarno melalui kekuatan asing karena telah membatalkan UU investasi Asing, Soekarno menekankan seluruh rakyatnya untuk berdirikari di atas kaki sendiri.

‎Selain itu kata Ichsanur, dengan membuka peluang sebesar-besarnya terhadap asing Jokowi sama saja menyerahkan pembuluh darahnya kepada asing.

"Sama saja Anda memberikan pembuluh dara kepada orang lain yang kapan saja bisa diambil," katanya.

Yang paling dikritik oleh Icshanur‎ dalam pidatonya di KTT APEC di Beijing adalah rencana Jokowi yang akan membangun tol laut yang biayanya dibantu oleh modal asing. Menurut Ichsnur dengan dibangunkan tol laut maka mempermudahkan pihak asing mengambil kekayaan Indonesia di laut.

"Ini sama saja mempermudah mereka berdagang di sini," katanya.

Dalam sepekan kedepan Presiden Jokowi akan menyelesaikan pertemuan bilateral dengan dua pemimpin negara berpengaruh dunia pada Forum Kerja Sama Ekonomi Asisan Pasifik (APEC) di Beijing, Tiongkok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement