REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Demi meningkatkan daya saing dalam memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, para pelaku usaha diminta bersinergi dengan perguruan tinggi. Permintaan tersebut disampaikan Gubernur Jawa Timur Soekarwo saat membuka Musyawarah Provinsi VI Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur di Hotel Sheraton Surabaya, Ahad (9/11) malam.
Menurut Soekarwo, para pelaku usaha harus cepat berinisiatif, mau bekerjasama dengan pemerintah provinsi, dan perguruan tinggi untuk memperbaiki kekurangan yang ada selama ini. Menurut dia, MEA bukanlah ancaman, tetapi harus diangap sebagai peluang besar.
"Oleh karena itu, para pelaku usaha perlu mengatasi kekurangan agar bisa memanfaatkan peluang tersebut. Berbagai kekurangan yang umum dihadapi pelaku usaha adalah konektivitas yang rendah, daya saing suplai domestik relatif rendah, serta kompetensi SDM yang masih kurang," ujar dia.
Menurut Soekarwo, ketika MEA berlaku, tingkat persaingan, tuntutan investor jelas makin tinggi, dan konsumen pasti bersikap lebih kritis. Ia menambahkan, pemerintah provinsi akan membantu dalam memfasilitasi terciptanya iklim yang ramah bagi dunia usaha. Di antaranya dengan infrastruktur yang nyaman, tenaga kerja yang baik, ijin usaha yang cepat dan mudah, serta situasi dan kondisi aman di masyarakat.
“Jawa Timur merupakan daerah teraman dan ternyaman di tingkat nasional. Dengan demikian suasana untuk melakukan usaha juga sangatlah nyaman. Demikian pula dengan infrastruktur yang ada, tenaga kerja yang baik dan ijin usaha yang mudah,” ucap Soekarwo.
Soekarwo mengulas, saat ini, penyumbang terbesar PDRB Jatim adalah bidang jasa. Pada semester I 2014 perdagangan, hotel, dan restoran telah mampu mengungkit PDRB Jawa Timur sebesar 31,04 persen. "Oleh karena itu, kita mesti fokus untuk mengembangkan bidang jasa. Di sinilah juga dibutuhkan peran perguruan tinggi melalui perbaikan kurikulumnya," papar dia.