Senin 10 Nov 2014 16:58 WIB

Ceceran Minyak Mentah Cemari Bibir Pantai Indramayu

Rep: Lilis Handayani/ Red: Esthi Maharani
seekor burung yang tubunya penuh dengan tumpahan minyak mentah (ilustrasi)
Foto: AP
seekor burung yang tubunya penuh dengan tumpahan minyak mentah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Ceceran minyak mentah (crude oil) ditemukan di bibir pantai di empat desa yang ada di Kecamatan/Kabupaten Indramayu. Adapun empat desa itu, yakni Desa Pabean Udik, Karangsong, Tambak dan Singaraja. Ceceran minyak mentah itu diestimasikan memanjang sekitar tujuh kilometer di bibir pantai di keempat desa tersebut.

 

Berdasarkan pantauan Republika di pantai perbatasan Desa Tambak – Singaraja, Senin (10/11), minyak mentah terlihat berceceran di sepanjang bibir pantai. Minyak mentah itu berbentuk gumpalan-gumpalan bertekstur lembek dan berwarna hitam pekat. Jika dicium, baunya seperti minyak tanah.

 

Warga dan petambak Desa Tambak tampak sedang membersihkan ceceran tersebut. Hingga berita ini diturunkan, ceceran minyak mentah yang terkumpul dari bibir pantai Desa Tambak mencapai 40 kantong plastik hitam berukuran sedang.

 

Sebelumnya, pada Sabtu (8/11) sore, warga dan petambak juga membersihkan ceceran minyak mentah dari bibir pantai Desa Karangsong dan Pabean Udik. Hasilnya, terkumpul gumpalan-gumpalan minyak mentah sebanyak setengah karung.

 

‘’Temuan ceceran crude oil ini membuat petambak dan warga menjadi resah,’’ ujar anggota Forum Pelestari Lingkungan Indramayu (Pelangi), Masdi, saat ditemui di sela pembersihan ceceran minyak mentah di pantai Desa Tambak, Senin (10/11).

 

Masdi menjelaskan, ceceran minyak mentah itu pertama kali ditemukan di Desa Tambak pada Senin (10/11) sekitar pukul 01.00 WIB. Sedangkan di Desa Karangsong, sudah ditemukan sejak Sabtu (8/11).

 

Menurut Masdi, ceceran minyak mentah tersebut bisa masuk dan merusak areal tambak milik warga yang ada di pinggir pantai. Jika itu terjadi, maka akan mematikan budidaya yang ada di dalam tambak.

 

Tak hanya itu, warga juga khawatir karena minyak mentah tersebut mengandung unsur-unsur logam berat, di antaranya timbal. Dampaknya, akan mematikan biota laut.

 

‘’Kalau sudah begitu, kasihan nelayan kecil yang biasa mencari ikan di pinggir perairan,’’ kata Masdi.

 

Masdi mengaku belum mengetahui sumber penyebab tercecernya minyak mentah ke bibir pantai tersebut. Dia menilai, ada tiga kemungkinan penyebab, yakni berkaitan dengan aktivitas floating kapal tanker di lepas pantai, kebocoran, atau memang ada unsur kesengajaan membuang minyak mentah di lepas pantai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement