REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Jumlah pencinta alam yang melakukan pendakian ke puncak Gunung Merapi melalui pintu pendakian di Dukuh Plalangan, Desa Lencoh, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, selama hari libur ini meningkat.
Samsuri (40) anggota Tim SAR Barameru Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali, Senin mengatakan jumlah pendaki ke Merapi pada Sabtu (8/11) malam hingga Ahad (9/10) mencapai 700 orang atau meningkat dibanding pekan sebelumnya hanya sekitar 500 orang.
Menurut Samsuri, meningkatnya pencinta alam yang melakukan pendakian ke Merapi, karena adaya acara naik gunung massal dari pelajar seperti Pramuka dan lainnya.
"Pendakian massal dari siswa SMK IV Klaten yang diikuti sebanyak 110 orang, dan para pelajar dari Solo," kata Samsuri.
Selain itu, kondisi cuaca di kawasan Gunung Merapi juga cerah dan sangat bersahabat dengan pendaki. Meskipun, kawasan puncak kadang terjadi turun hujan gerimis, tetapi hal itu tidak menyurutkan kegiatan pendaki.
Para pendaki yang melakukan pendakian ke Merapi tersebut, kata dia, mereka setelah menikmati keindahan panorama pegunungan kemudian mulai berturunan, Ahad (9/11) siang hingga sore hari.
Samsuri menjelaskan, timnya terus melakukan pemantauan terhadap pendaki, sehingga pendataan identitas pendaki selalu dicatat untuk memudahkan mereka yang tersesat atau hal-hal yang tidak diinginkan.
"Ada tiga pendaki yang sakit di puncak karena kelelahan, hingga tim SAR setelah mendapat informasi langsung menjemput mereka untuk dibawa turun atau ke base camp di Dukuh Plalangan," katanya.
Menurut dia, Tim SAR terakhir pada Ahad (9/11) sekitar pukul 21.00 WIB telah bergerak ke puncak untuk menolong seorang siswa SMK asal Solo, atas nama Rounal, yang sakit kram perut, sehingga perlu pertolongannya.
"Posisi pendaki itu, diketinggian sekitar 2.000 di atas permukaan laut atau di pos bawahnya Pasar Bubrah. Lokasi jika menempuh perjalanan dari bawah perlu waktu sekitar empat jam. Korban berhasil dievakuasi hingga Senin dini hari," katanya.