Senin 10 Nov 2014 03:06 WIB

Berperang Hingga Malsysia, Djanudi Hanya Dibalas Tunjangan Rp 250 Ribu

Rep: C54/ Red: Bayu Hermawan
Veteran
Foto: Edi Yusuf/Republika
Veteran

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Presiden boleh berganti. Pemerintah juga boleh mengklaim pertumbuhan ekonomi melejit. Namun, nasib para vetran perjuang tak banyak berubah. Hal itulah yang dialami oleh Djanudi, seorang veteran Divisi Kapal Selam TNI AL, ia mengaku hanya mendapatkan tunjangan Rp250 ribu per bulan atas jasanya terhadap bangsa dan negara.

Padahal, tak terbilang jasa dan pengabdiannya bagi Tanah Air. Pria yang kini berusia 68 tahun itu telah terlibat di sejumlah pertempuran besar, mulai dari Konfrontasi Malaysia pada 1964, Pembebasan Irian Barat pada 1966, serta Pertempuran Timor Timur tahun 1975.

Dijumpai dalam peringatan Hari Pahlawan di Balaikota Surabaya, Ahad (9/11) Djanudi duduk di tenda bersama rekan-rekannya sesama veteran. Sebagai veteran, Djanudi dan kawan-kawan memang selalu diikonkan setiap kali peringatan Hari Pahlawan.

Sayang, itu semua seolah tak berpengaruh banyak terhadap peningkatan kesejahteraan mereka. Meski begitu, bagi Djanudi, Hari Pahlawan tetaplah terasa istimewa. "Hari Pahlawan itu adalah saat ketika kita mengenang para pahlawan yang telah tiada. Saya juga mengenang kawan-kawan seperjuangan saya yang telah tiada," katanya.

Sejak pensiun beberapa belas tahun lalu, demi menyambung hidup, Djanudi bekerja sebagai satpam. Djanudi di antaranya pernah bekerja di kantor PLN selama 7,5 tahun, sebelum dipensiunkan empat tahun lalu.

Tak cukup mengandalkan tunjangan yang tak seberapa, Djanudi kini hidup dari bantuan empat orang anaknya. Seperti jeritan para veteran lain, kepada presiden baru Joko Widodo, ia memohon agar veteran diperhatikan.

"Tolong, Pak Presiden, mohon kesejahteraan kami diperhatikan. Apalagi kabarnya BBM akan dinaikan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement