Ahad 09 Nov 2014 21:44 WIB

BBM Masih Galau, Cabe Sudah Duluan Naik

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Winda Destiana Putri
cabe merah
Foto: antara
cabe merah

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Harga bahan bakar minyak (BBMM) belum juga naik, namun sejumlah kebutuhan bahan pangan telah curi start terlebih dulu.

Bahan pangan itu, sudah mulai naik harga duluan. Salah satunya, yang naik harga tersebut komoditi cabe rawit.

Asep Supriatna (42 tahun), pedagang sayuran asal Kampung Kebon Kolot, Kelurahan Nagri Kaler, Purwakarta, Jabar, mengatakan, harga cabe rawit sudah melambung tinggi. Kenaikannya telah 100 persen. Sebelumnya, cabe rawit hanya Rp 25 ribu per kilogram. Saat ini, mencapai Rp 50 ribu per kilogram.

"Cabe merah juga harganya sudah mahal, mencapai Rp 55 ribu per kilogram," ujar Asep, Ahad (9/11).

Kenaikan ini, tentunya sangat meresahkan. Karena, lanjut Asep, belum juga BBM naik, harga sayuran sudah mendahului naik. Bagaimana nanti kalau BBM naik? Pasti harga tersebut, akan ikut berubah lagi.

Yani Swakotama, Kepala UPTD Pasar Leuwi Panjang Purwakarta, membenarkan dengan kenaikan dua komoditi tersebut. Kenaikan bahan pangan yang paling menonjol, yaitu dua komoditi tersebut. Cabe merah dan cabe rawit. Yang lainnya, belum terlihat ada kenaikan.

"Kenaikan harga ini perlu diwaspadai. Terutama jelang diumumkannya kenaikan BBM," ujarnya.

Meskipun harga cabe merah dan cabe rawit telah naik, tapi harga beras di Pasar Leuwi Panjang masih stabil. Harga beras paling mahal mencapai Rp 9.000 per liter. Sedangkan yang termurah mencapai Rp 6.500 per liter.

"Belum ada kenaikan. Masih normal harganya," ujar Ahmad Munawar (52 tahun), pedagang beras.

Meskipun belum ada kenaikan harga, dirinya juga mewaspadai terhadap rencana kenaikan BBM. Pasalnya, kenaikan bahan bakar minya itu akan berdampak pada komoditas beras. Jadi, yang membuat harga beras naik itu, akibat mahalnya biaya transportasi.

"Beras yang kami jual ini, berasal dari Cirebon dan Indramayu. Jadi, kalau BBM naik, maka biaya transportasi juga naik," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement