REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesepakatan yang terjalin antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) masih belum terjadi.
Sebab, kesepakatan yang dijalin oleh beberapa petinggi partai seperti Hatta Rajasa, Zulkifli Hasan (PAN), Fadli Zon (Gerindra), Pramono Anung, Olly Dondokambey (PDIP), serta Ade Komaruddin (Golkar) dinilai belum menjadi suara seluruh partai di KMP dan KIH.
Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Djan Faridz, Achmad Dimyati Natakusumah mengungkapkan kesepakatan yang terjadi Sabtu (8/11) kemarin bukan kesepakatan seluruh anggota parpol, tapi beberapa pimpinan parpol.
Meskipun, hasil dari kesepakatan tersebut nantinya akan diinformasikan pada seluruh partai oleh pimpinan partai yang bermusyawarah.
"Belum menyarakan seluruh parpol, karena hanya beberapa orang, dari pimpinan beberapa parpol saja," kata Dimyati pada Republika, Ahad (9/11).
Menurutnya, harusnya persoalan antara KMP dan KIH di parlemen diselesaikan secara musyawarah oleh perwakilan masing-masing parpol. Bukan oleh segelintir pimpinan parpol. Dimyati menambahkan pihaknya juga mengetahui ada pertemuan terbatas beberapa pimpinan parpol untuk membicarakan kisruh KMP dan KIH.
"Harusnya dibicarakan bersama oleh 10 parpol dengan mewakilkan 20 orang, ketua dan sekjen masing-masing parpol, kan tidak banyak juga," imbuh Dimyati.
Dengan kesepakatan yang dibangun oleh seluruh parpol maka DPR akan mengalami kemajuan yang didasari pada kepentingan bersama. Terlebih parlemen harus segera menjalankan fungsinya sebagai badan legislasi dari pemerintahan Joko Widodo yang sudah menjalankan fungsinya.