REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Setiap ketemu bulan November, semua pihak mulai melirik hari pahlawan. Namun, Wakil Ketua Dewan Harian Daerah (DHD) Angkatan '45 Lampung, Sayuti merasa perhatian kepada para pejuang kemerdekaan dan pembela tanah air hanya terjadi setahun sekali saja.
"Apresiasi kepada penjuang dan keluarganya, hanya sebentuk seremonial setahun sekali, belum mengarah ke perbaikan ekonomi dan kesejahteraan kepada pejuang yang masih hidup dan ahli warisnya," kata Wakil Ketua Dewan Harian Daerah (DHD) Angkatan 45 Lampung, Sayuti kepada Republika di Bandar Lampung, Ahad (9/11).
Generasi pelanjut negeri ini, menurut bapak berusia 90 tahun ini, menjadi penting bagi keberlangsungan negara yang sudah merdeka secara fisik. Pejuang dulu, ungkapnya, target tujuannya RI harus merdeka dari penjajahan. Setelah itu, yang mengisi kemerdekaan generasi saat ini.
Mantan pejuang Siliwangi ini mengakui apresiasi berbagai pihak terhadap pejuang dan pembela tanah air perlu mendapat kesadaran dan ditingkatkan. Keberadaan mantan pejuang dan keluarganya saat ini, seakan belum mendapat tempaty pascakemerdekaan.
"Coba bayangkan veteran pejuang hanya mendapatkan tunjangan veteran Rp 250 ribu sebelum. Mana cukup uang senilai itu. Belum ada tambahannya sampai sekarang. Lagi pula mana mungkin kami minta-minta," tuturnya.
Sedangkan, Wakil Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Lampung, A Lani, mengatakan jumlah veteran di Lampung tinggal sedikit, namun kesejahteraan ekonominya masih tidak menentu.
"Masih banyak veteran yang sudah tua-tua masih mencari nafkah untuk kebutuhan keluarganya," kata bapak berusia 70 tahun ini.
Purnawirawan bintara Korem 043 Garuda Hitam ini, berharap pemerintah dan pihak lain, memberikan apresiasi kepada pejuang dan pembela tanah air, yang telah rela mengabdikan nyawa dan hartanya demi mempertahankan bangsa dan negara ini.
Ia mengakui veteran di Lampung mendapatkan tunjangan veteran sebesar Rp 250 ribu per bulan. "Katanya ada tambahan menjadi Rp 1,4 juta, tapi belum ada realisasinya sampai saat ini," ucanya.