Ahad 09 Nov 2014 13:16 WIB

Jokowi Diminta Lakukan Moratorium Industri Otomotif

Rep: c13/ Red: Esthi Maharani
Kendaraan terjebak kemacetan di Jl. KH Abdullah Syafei, Jakarta Timur, Jumat (12/9).(Republika/Edwin Dwi Putranto)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Kendaraan terjebak kemacetan di Jl. KH Abdullah Syafei, Jakarta Timur, Jumat (12/9).(Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) diharapkan melakukan moratorium industry otomotif yang ada di Indonesia. Hal tersebut dianggap perlu untuk menghindari konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terus membengkak dan kemacetan yang semakin parah di Indonesia.

“Membiarkan industri otomotif jor-joran memproduksi kendaraan bermotor akan membuat kemacetan di mana-mana,” kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane lewat siaran persnya, Ahad (9/11).

Ia mengatakan Presiden Jokowi perlu mengendalikan dan melakukan moratorium terhadap industry otomotif.

“Sehingga bangsa Indonesia tidak terus menerus tersandera dengan membengkaknya subsidi BBM maupun kemacetan parah, terutama di berbagai kota besar,” ungkapnya pada Ahad (9/11).

Neta menyatakan, industri otomotif merupakan penyebab BBM terus menaik. Ia juga menjelaskan, kendaraan bermotor menjadi penyedot terbesar stok BBM.

Pada 2013, Neta mengatakan, kendaraan bermotor yang beroperasi di Indonesia mencapai 104,211 juta. Ia menambahkan, kendaraan motor terus naik hingga 11 persen dari 2012.

“Pada 2012 cuma 94,299 juta unit,” katanya.

Neta mengungkapkan, jika industri otomotif dimoratorim, Jokowi tidak terus menerus disandera kenaikan subsidi BBM. Untuk itu, Jokowi perlu melihat dari banyak sisi terhadap kenaikan BBM ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement