REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR–Target menggaet wisatawan menjadi salah satu agenda persiapan Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN dengan mempersiapkan sumber daya manusia dan infrastruktur yang memadai.
“Indonesia menargetkan 20 juta wisatawan pada 2019. Indonesia harus mengejar ketertinggalan dari capaian negara tertangga, seperti Malaysia sebesar 26 juta wisatawan dan Thailand 27 juta wisatawan pada akhir tahun lalu,” terang Menteri Pariwisata, Arief Yahya saat meresmikan Markplus Center for Tourism and Hospitality, Sabtu (8/11).
Ia mengacungi jempol pendirian pusat pengembangan bisnis khusus untuk industri pariwisata dan hospitality ini. Lantaran bisa membantu fokus pada peningkatan kapabilitas SDM (learning), pendalaman industri melalui penelitian komprehensif (research), dan penyediaan solusi permasalahan bisnis melalui konsultasi (advisory).
"Pada 2015 Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan membawa arus barang, uang, dan orang. Persiapan Indonesia harus bagus, salah satunya dengan Markplus Center ini," katanya.
Chairman Markplus Center for Tourism and Hospitality, Hermawan Kartajaya mengatakan, Indonesia memerlukan pengembangan infrastruktur, destinasi pariwisata, pemasaran, kebijakan pemerintah, dan ekosistem secara komprehensif.
"Markplus Center punya jaringan lokal di 18 kota seluruh Indonesia. Kami punya kemampuan membantu industri pariwisata lokal dan pemerintah daerah melakukan pemetaan wisata," ujar Hermawan.
Markplus Center dipusatkan di Bali karena Bali merupakan gerbang dan barometer pariwisata nasional. Pemain industri pariwisata, kata Hermawan, diharapkan bisa melakukan benchmarking untuk lebih meningkatkan kualitas dan kapasitas pariwisata dan hospitality secara nasional.