Ahad 09 Nov 2014 01:10 WIB

Mengais Rezeki dari Gedung Pencakar Langit

Rep: c 16/ Red: Indah Wulandari
Kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan.
Foto: Republika/Maman Sudiaman
Kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID,SETIA BUDI--Bertambahnya jumlah gedung-gedung pencakar langit di ibukota mendatangkan keuntungan tersendiri bagi warga sekitarnya. 

Titin (49 tahun), salah satu warga di kelurahan Karet mengaku, usaha kos-kosannya tidak pernah sepi. Meskipun lokasinya berada di kawasan kumuh dan padat penduduk,kamar-kamarnya tidak pernah kosong. 

"Kamarnya gak begitu luas sih, tapi penuh terus" ujar Titin, Sabtu (8/11).

Ia mengaku para penghuni kamar kosnya berasal dari kalangan karyawan yang bekerja di gedung-gedung pencakar langit.

Fahmi (20 tahun), salah satu penghuni kos Titin, mengaku memilih kos tersebut karena lokasi nya yang strategis, dekat dengan tempat bekerja dan tarifnya relatif murah.

Fahmi mengaku hanya perlu membayar Rp 600 ribu per bulan dengan fasilitas berupa kasur, lemari kabinet, kipas angin, dan laundry.

Lain halnya dengan Qosim (35 tahun), seorang tukang ojek di kawasan kelurahan Karet Kuningan, Kecamatan Setia Budi. Ia mengaku, dengan adanya gedung kampus dan perkantoran membuat jasa ojeknya banyak digunakan oleh mahasiswa dan karyawan kantoran. 

Qosim dan rekan-rekan sesama tukang ojeknya mengaku menggantungkan hidup dari penghasilan jasa antar jemput.

"Sekali tarik biasa nya 10 ribu sampai 15 ribu, tergantung jauh dekatnya" kata Qosim.

Dalam sehari, Qosim mengaku, bisa mengantar minimal 10 mahasiswa dan karyawan. Menurut Qosim, ojek menjadi salah satu alternatif pilihan karena akses jalan di permukiman Karet, Kuningan sangat sempit dan hanya bisa dijangkau oleh kendaraan roda dua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement