Sabtu 08 Nov 2014 19:56 WIB

Kartu Sakti Jokowi untuk Alihkan Isu Kenaikan BBM

  Warga menunjukkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) saat peluncuran kartu tersebut dan Kartu Indonesia Pintar di Kantor Pos Besar, Jakarta Pusat, Senin (3/11).  (Republika/ Yasin Habibi)
Warga menunjukkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) saat peluncuran kartu tersebut dan Kartu Indonesia Pintar di Kantor Pos Besar, Jakarta Pusat, Senin (3/11). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tiga kartu sakti Jokowi: kartu indonesia sehat (KIS), kartu indonesia pintar (KIP) dan kartu keluarga sejahtera (KKS) dinilai bukan sebagai program yang berdiri sendiri. Dibalik pembagian kartu ini ada agenda mengelabuhi masyarakat akan kenaikan harga BBM yang akan berimbas pada naiknya harga seluruh komoditas.

Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Satya Wira Yudha menilai program tiga kartu sakti Jokowi adalah untuk mengantisipasi pengalihan isu kenaikan harga BBM bulan ini.

"Saya tidak yakin program Jokowi berhasil, ini perlu digarisbawahi, masyarakat kita cerdas-cerdas sekarang," ungkapnya, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu, (8/11).

Menurutnya, pembagian kartu-kartu ini berpotensi menimbulkan konflik baru. Sebabnya, belum tentu masyarakat yang lemah, yang perlu dibantu, menerima kartu ini.

Tak sedikit yang mengecam keberadaan kartu-kartu ini karena dana untuk membiayai program tersebut tidak memiliki payung hukum jelas, dan dianggap melanggar undang-undang.

Pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra, mengecam keras program ini, karena program tersebut tidak ada dalam mata APBN.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement