REPUBLIKA.CO.ID, LIWA -- Pemanfaatan secara optimal potensi panas bumi di Kabupaten Lampung Barat menjadi solusi mengatasi krisis listrik di Provinsi Lampung, kata Bupati Lampung Barat Mukhlis Basri.
"Pihak terkait sebaiknya segera melakukan langkah nyata untuk mempercepat mewujudkan pengusahaan panas bumi yang ada di daerah ini," katanya di Liwa, Sabtu (8/11).
Ia mengaku sejak 2009 hingga saat ini terus berupaya mendorong realisasi pemanfaatan potensi tersebut oleh PT Chevron dan pihak lain di Lampung Barat.
"Walaupun aturan yang berlaku menyatakan proses lelang dilakukan pusat, itu tidak masalah bagi kami yang penting potensinya dapat segera diusahakan, karena semua ini untuk kepentingan umum," ujar Mukhlis didampingi Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Lampung Barat Burlianto Eka Putra.
Ia menjelaskan usaha mewujudkan ekplorasi dan eksploitasi panas bumi di wilayah kerja pertambangan (WKP) Suoh Sekincau telah berlangsung sejak 2009, namun kandas di tengah jalan karena alasan hasil survei menunjukkan hal itu tidak ekonomis.
Ketua DPC PDI Perjuangan Lampung Barat itu berharap, dengan adanya survei pendahuluan pada WKP berbeda, hasilnya bisa ditindaklanjuti hingga beroperasi secara optimal.
"Saya ini sudah kayak orang gila, di mana-mana 'ngomong' panas bumi, dari 2009 bolak-balik ke pusat, ke Menteri ESDM, Menteri Kehutanan, sekarang Izin Usaha Pertambangan atau IUP malah dikembalikan. Ini bukan untuk kepentingan saya, tapi masyarakat umum," ujar dia.
PT Chevron Geothermal Suoh Sekincau (CGSS) gagal melakukan ekplorasi potensi panas bumi pada WKP Suoh Sekincau Lampung Barat yang ditandai dengan pengembalian IUP kepada pemerintah setempat pada 24 Oktober 2014, karena tidak menandatangani perjanjian jual beli listrik (PJBL) dengan PT PLN.
Namun, perusahaan asal Amerika Serikat itu kembali melakukan sosialisasi terkait rencana survei pendahuluan potensi panas bumi pada WKP Sekincau Selatan.
Pada Rabu (5/11), pihak perusahaan itu melakukan sosialisasi di Aula RSUD Liwa.
Manajer Earth Science PT CGSS Dodi Astra membenarkan IUP ekplorasi WKP Suoh Sekincau telah dikembalikan ke pemerintah daerah, alasannya hasil penelitian yang dilakukan pada WKP tersebut potensinya hanya 62 megawatt (MW), dari prediksi awal mencapai 220 MW.
Hal itu, dinilai tidak ekonomis dan pihak perusahaan memutuskan mengembalikan IUP ke pemkab setempat.
Saat ini, kata dia, PT Chevron kembali ditunjuk oleh Kementerian ESDM untuk melakukan survei pendahuluan pada WKP berbeda, yaitu Sekincau Selatan yang diprediksi memiliki potensi panas bumi lebih dari 420 MW.
Hasil survei pendahuluan pada lokasi sekitar 330 ribu hektare yang masuk pada kawasan konservasi hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) itu, akan diserahkan kepada pemerintah untuk dilelang.
"Kami hanya melakukan survei pendahuluan, hasilnya kita serahkan ke pemerintah untuk dilelang," kata dia.
Ia mengatakan jika hasil survei memungkinkan untuk dieksplorasi, tidak menutup kemungkin WKP Suoh Sekincau kembali dilanjutkan pengusahaannya.
Saat ini, Provinsi Lampung mengalami krisis listrik, mengingat daya listrik tersedia yang dilayani PT PLN Lampung tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, sehingga harus dipasok dari interkoneksi Sumatera bagian selatan.
Selain itu, sering terjadi gangguan pembangkit di Lampung maupun interkoneksi seperti terjadi beberapa waktu lalu, mengakibatkan pemadaman total maupun pemadaman bergilir aliran listrik PLN yang dikeluhkan para pihak di daerah itu.