REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Koordinator Kontras, Haris Azhar, menyatakan sebaiknya kolom agama bukan dikosongkan, tetapi memang dihilangkan.
“Dengan menghilangkan kolom agama bukan atau jangan berarti agama tidak penting. Akan tetapi mari kita menempatkan soal kartu identitas sebagai fungsinya yaitu alat pencatat kewargaan,” imbuhnya, kepada Republika, Jumat (7/11).
Kartu yng penting adalah memberikan nomor identitas administrasi setiap warga.
Kalau agama dicantumkan, apa fasilitas yang dibutuhkan atau diberikan? Kan tidak jelas juga. “Kalau agama bagian dari identitas ... kan ada identitas lain juga seperti etnis, dll. Apakah semua data ini perlu diatur dan dicantumkan dlm KTP?” imbuhnya.
Semua data tersebut bisa dimasukan kedalam sistem database tapi tidak perlu dimunculkan dlm kartunya.
“Kita musti belajar, saat konfllk Poso dan Ambon, salah satu cara sweeping "musuh" adalah dgn periksa agama di KTP. Jadi, kalau mau beriman dan beragama bukan di KTP tapi dalam tindakan dan perkataan,” imbuhnya.